POSKOTASUMATERA, MEDAN- Perubahan arus lalu lintas dan sistem buka tutup di beberapa ruas jalan di Kota Medan yang rencananya dilakukan mulai kemarin (Senin,05/9)ditunda sampai Kamis (08/09) mendatang.
Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Medan, Suriono menegatakan, penundaan ini disebabkan adanya permintaan dari Satuan Polisi lalu-lintas Polresta Medan. Katanya, Satlantas yang mempunyai kegiatan tersebut.
“Kami sifatnya hanya membantu. Lebih berwenang pihak Satlantas. Saya tidak tahu pasti sampai kapan penundaan dilakukan. Yang jelas penundaan dikarenakan harus melalui sosialisasi terlebih dahulu agar masyarakat mengetahui. Baru dilakukan uji coba,”katanya saat dihubungi via selular, Senin (5/9).
Suriono mengakui bahwa rekayasa lalu-lintas tanpa adanya kajian dari akademisi. Alasannya, mereka tidak bisa bekerja dan menunda-nunda pekerjaan kalau harus semuanya melalui kajian akademisi. Oleh karena itu, ia berharap akademisi memberikan masukan dan solusi apabila perubahan arus ini merugikan masyarakat atau menimbulkan persoalan lain.
“Memang tidak ada kajian akademisinya. Lagian di kantor banyak yang sudah faham masalah teknis. Jadi, tidak perlu. Kalaupun akademisi mau, berikan saja solusi jangan hanya mengkritisi. Perubahan ini juga bukan dilakukan secara mendadak, tapi, sudah dilakukan rapat berulang kali. Sedikitnya tiga kali rapat dilakukan untuk membahas masalah ini,”katanya.
Saat disinggung, adakah kepentingan Podomoro dalam perubahan arus lalu-lintas. Mengingat, perubahan banyak terjadi di seputara Podomoro (Jalan Balai Kota). Suriono mengatakan juga bahwa pihak Dishub tidak mengenal dengan pemilik Podomoro.
“Kami tidak kenal dengan pihak Podomoro. Ini semua untuk masyarakat. Sudah lama direncanakan ini,”katanya.
Ketua Komisi D dari fraksi Golkar, Sabar Syamsurya Sitepu menegaskan kepada Dinas Perhubungan untuk jangan bermain-main dalam merubah arus lalu-lintas. Bahkan, tentang penundaan yang dilakukan, Sabar mengaku geram. Pasalnya, media telah melakukan sosialisasi sementara Dishub membatalkannya.
“Memang uji coba tapi jangan coba-coba. Media udah membantu mensosialisasikan tapi tiba-tiba gak jadi. Jangan main-mainlah,”katanya.
Sabar juga mengatakan banyak masyarakat yang bingung dengan pembatalan ini. Katanya, banyak masyarakat yang mempersiapkan diri untuk perubahan arus lalu-lintas. Namun, hal ini tidak terjadi. Selain itu, tentang isu adanya kepentingan Podomoro dalam perubahan arus lalu-lintas, Sabar saat ini tengah memerhatikannya.
“Kalau memang nanti semakin macet. Kami (Komisi D) akan memanggil Dishub dan Polresta untuk menjelaskannya. Dan minta dikembalikan arusnya ke posisi semula. Kalau soal Podomoro, mari kita lihat dulu. Karena belum jalan perubnahannnya,”jelasnya.
Terpisah, Kasat Lantas Polresta Medan Kompol T. Rizal Moelana penundaan arus lalin terkendala oleh jumlah personil untuk melakukan pengawasan. "Ya, kita kekurangan personil, "katanya.
Rizal Moelana menegaskan, perubahan arus lalulintas di beberapa ruas jalan di Kota Medan bertujuan untuk lebih mempelancar lalulintas di penggal jalan yang padat, secara bertahan dan jam tertentu.
"Untuk memperlancar arus lalin. Di awali sosisalisasi, uji coba, kemudian dievaluasi," jelasnya.
Diketahui, skema perubahan arus lalu lintas terjadi di Jalan Pandu, Jalan Perdana dan Jalan Gudang serta Jalan Merak Jingga. Jalan-jalan tersebut akan dibuka tutup pada pukul 07:00-09:00 WIB dan pukul 16:00-19:00 WIB.
Kemudian, Jalan Perintis Kemerdekaan. Sebelumnya hanya satu arah dari Jalan Merak Jingga, akan diubah menjadi dua arah. Kendaraan dari Jalan Balai Kota bisa masuk ke Jalan Perintis Kemerdekaan dan ke Jalan Merak Jingga. Jalan Prof HM Yamin. Kendaraan dari Jalan Jawa atau Jalan HM Yamin bisa menuju Jalan Balai Kota (Gedung Telkom). Sebelumnya, ruas Jalan Prof HM Yamin (Bank BRI) hanya bisa dilalui kendaraan dari Jalan Balai Kota menuju Jalan Merak Jingga. Jalan Merak Jingga yang selama ini hanya satu arah, diubah menjadi dua arah.
Jalan Guru Patimpus diubah menjadi satu arah, hanya bisa dilalui kendaraan dari arah Jalan Perintis Kemerdekaan saja. Kendaraan dari Jalan Gatot Subroto tidak bisa lagi masuk ke Jalan Guru Patimpus. Jalan Ahmad Yani II. Kendaraan bisa masuk ke Jalan Ahmad Yani II lalu mengarah Jalan Masjid dan belok ke Jalan Perdana menuju Jalan Ahmad Yani Medan. (red)
“Kami sifatnya hanya membantu. Lebih berwenang pihak Satlantas. Saya tidak tahu pasti sampai kapan penundaan dilakukan. Yang jelas penundaan dikarenakan harus melalui sosialisasi terlebih dahulu agar masyarakat mengetahui. Baru dilakukan uji coba,”katanya saat dihubungi via selular, Senin (5/9).
Suriono mengakui bahwa rekayasa lalu-lintas tanpa adanya kajian dari akademisi. Alasannya, mereka tidak bisa bekerja dan menunda-nunda pekerjaan kalau harus semuanya melalui kajian akademisi. Oleh karena itu, ia berharap akademisi memberikan masukan dan solusi apabila perubahan arus ini merugikan masyarakat atau menimbulkan persoalan lain.
“Memang tidak ada kajian akademisinya. Lagian di kantor banyak yang sudah faham masalah teknis. Jadi, tidak perlu. Kalaupun akademisi mau, berikan saja solusi jangan hanya mengkritisi. Perubahan ini juga bukan dilakukan secara mendadak, tapi, sudah dilakukan rapat berulang kali. Sedikitnya tiga kali rapat dilakukan untuk membahas masalah ini,”katanya.
Saat disinggung, adakah kepentingan Podomoro dalam perubahan arus lalu-lintas. Mengingat, perubahan banyak terjadi di seputara Podomoro (Jalan Balai Kota). Suriono mengatakan juga bahwa pihak Dishub tidak mengenal dengan pemilik Podomoro.
“Kami tidak kenal dengan pihak Podomoro. Ini semua untuk masyarakat. Sudah lama direncanakan ini,”katanya.
Ketua Komisi D dari fraksi Golkar, Sabar Syamsurya Sitepu menegaskan kepada Dinas Perhubungan untuk jangan bermain-main dalam merubah arus lalu-lintas. Bahkan, tentang penundaan yang dilakukan, Sabar mengaku geram. Pasalnya, media telah melakukan sosialisasi sementara Dishub membatalkannya.
“Memang uji coba tapi jangan coba-coba. Media udah membantu mensosialisasikan tapi tiba-tiba gak jadi. Jangan main-mainlah,”katanya.
Sabar juga mengatakan banyak masyarakat yang bingung dengan pembatalan ini. Katanya, banyak masyarakat yang mempersiapkan diri untuk perubahan arus lalu-lintas. Namun, hal ini tidak terjadi. Selain itu, tentang isu adanya kepentingan Podomoro dalam perubahan arus lalu-lintas, Sabar saat ini tengah memerhatikannya.
“Kalau memang nanti semakin macet. Kami (Komisi D) akan memanggil Dishub dan Polresta untuk menjelaskannya. Dan minta dikembalikan arusnya ke posisi semula. Kalau soal Podomoro, mari kita lihat dulu. Karena belum jalan perubnahannnya,”jelasnya.
Terpisah, Kasat Lantas Polresta Medan Kompol T. Rizal Moelana penundaan arus lalin terkendala oleh jumlah personil untuk melakukan pengawasan. "Ya, kita kekurangan personil, "katanya.
Rizal Moelana menegaskan, perubahan arus lalulintas di beberapa ruas jalan di Kota Medan bertujuan untuk lebih mempelancar lalulintas di penggal jalan yang padat, secara bertahan dan jam tertentu.
"Untuk memperlancar arus lalin. Di awali sosisalisasi, uji coba, kemudian dievaluasi," jelasnya.
Diketahui, skema perubahan arus lalu lintas terjadi di Jalan Pandu, Jalan Perdana dan Jalan Gudang serta Jalan Merak Jingga. Jalan-jalan tersebut akan dibuka tutup pada pukul 07:00-09:00 WIB dan pukul 16:00-19:00 WIB.
Kemudian, Jalan Perintis Kemerdekaan. Sebelumnya hanya satu arah dari Jalan Merak Jingga, akan diubah menjadi dua arah. Kendaraan dari Jalan Balai Kota bisa masuk ke Jalan Perintis Kemerdekaan dan ke Jalan Merak Jingga. Jalan Prof HM Yamin. Kendaraan dari Jalan Jawa atau Jalan HM Yamin bisa menuju Jalan Balai Kota (Gedung Telkom). Sebelumnya, ruas Jalan Prof HM Yamin (Bank BRI) hanya bisa dilalui kendaraan dari Jalan Balai Kota menuju Jalan Merak Jingga. Jalan Merak Jingga yang selama ini hanya satu arah, diubah menjadi dua arah.
Jalan Guru Patimpus diubah menjadi satu arah, hanya bisa dilalui kendaraan dari arah Jalan Perintis Kemerdekaan saja. Kendaraan dari Jalan Gatot Subroto tidak bisa lagi masuk ke Jalan Guru Patimpus. Jalan Ahmad Yani II. Kendaraan bisa masuk ke Jalan Ahmad Yani II lalu mengarah Jalan Masjid dan belok ke Jalan Perdana menuju Jalan Ahmad Yani Medan. (red)