TANGKAP:Aksi 4 November dengan ribuan massa meminta tangkap Ahok menggema di Kota Padangsidempuan. POSKOTA/IST
POSKOTASUMATERA.COM – PADANGSIDEMPUAN –
Gema aksi ‘4 November’ yang meminta penangkapan Basuki Cahya Purnama alias Ahok Gubernur non Aktif DKI karena diduga menistakan Agama Islam berkumandang hingga ke Padang Sidempuan.
Ribuan massa, Jumat (4/11) meneriakkan
orasi agar polisi segera menetapkan tersangka dan menahan Ahok atas laporan
dugaan menistakan ayat 51 Surat Al Maidah.
Ribuan massa terdiri dari Mahasiswa,
Santri, Alim Ulama dan aktivis Kota Padang Sidempuan dan Kabupaten Tapsel
tumpah ruah di Jalan Utama kota itu dengan pengawalan ketat polisi.
Konvoi massa memadati Kota Salak ini
dimulai dengan aksi jalan kaki membawa spanduk dengan tulisan minta Kapolri
segera menetapkan Ahok sebagai tersangka penista Agama Islam.
TANGKAP:Aksi 4 November dengan ribuan massa meminta tangkap Ahok menggema di Kota Padangsidempuan. POSKOTA/IST
Aksi damai ini diperkirakan dihadiri ribuan
massa secara spontan dari kalangan Pondok Pesantren, tokoh-tokoh Agama Islam
dan para penggiat penegakan hokum.
Aksi serupa juga terjadi di Kota
Medan. Ribuan massa selesai Sholat Jumat tumpah ruah ke markas Poldasu di Jalan
Tanjung Morawa. Massa di temui oleh Kapolda Sumut.
API
KEPUNG ISTANA
Di Jakarta, dinihari tadi usai
instruksi Kapolri untuk menghentikan tembakan gas air mata pada massa,
bentrokan yang sebelumnya berada di depan Istana Negara pindah
ke arah gedung Mahkamah Agung. Bahkan terlihat api muncul dari belakang Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat.
Api terlihat pukul 20.30 WIB. Di
belakang Istana Kepresidenan, memang ada kumpulan massa. Belum jelas dari mana
api berasal. Namun, api yang berkobar di belakang Istana tidak sebesar yang ada
di depan Istana. Paspampres pun terlihat langsung melakukan pengamanan ketat di
sekitar Istana.
Mereka kemudian membuat barikade dan
menutup rapat-rapat pagar dan gerbang istana. Api di depan Istana berasal dari
dua truk Brimob yang dibakar massa. Massa yang sebelumnya sudah diminta untuk
mundur, tidak juga membubarkan diri dan bentrokan terus berlanjut.
Aparat melontarkan gas air mata ke
demonstran yang berada di dalam area Monas karena melakukan pelemparan ke arah
petugas yang berjaga di Jalan Medan Merdeka Utara.
Satu orang
anggota polisi terlihat dibawa ke ambulans karena terkena lemparan kayu dari arah
dalam area Monas. Dua lainnya mengalami luka di bagian leher dan dada, kemudian
juga ada polisi yang jarinya berdarah.
MOBIL BRIMOB DIBAKAR
Api terlihat dari arah kerumunan massa
yang melakukan demonstrasi di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta. Api itu
diduga berasal dari sejumlah kendaraan yang diparkir di lokasi tersebut diduga
truk milik Brimob.
Sebelumnya, massa yang berdemo mulai
menyerang balik polisi yang berusaha membubarkan mereka. Kerumunan massa itu
melawan balik dengan melempar sejumlah barang ke arah petugas.
Polisi berusaha bertahan dengan tameng
dan sempat menembakkan gas air mata ke arah kerumunan massa. Polisi pun sempat
mundur ke arah Istana Merdeka.
TOKOH ISLAM
DUKUNG AKSI
Dukungan aksi 4
November juga terlihat dilakukan tokoh-tokoh Islam diantaranya, Pendiri Pondok
Pesantren Daarut Tauhiid di Jalan Gegerkalong Girang, Bandung, Abdullah
Gymnastiar.
Dini hari tadi dia melepas
rombongan peserta 'Aksi Bela Islam Bersama Daarut Tauhiid
4 November 2016' menuju
Jakarta. Pelepasan
peserta aksi disiarkan secara live melalui akun Facebook KH Abdullah
Gymnastiar.
Dalam arahannya, Aa Gym berpesan, agar
para peserta aksi tidak melakukan tindakan anarkhis. "Acara yang kita
lakukan ini harus menjadi amal sholeh kita. Syarat amal sholeh niatnya ikhlas
dan caranya benar. Jadi upaya ini tidak ada nilainya di sisi Allah kalau
niatnya tidak ikhlas. Ingin dipuji, ingin dikagumi, ingin diketahui orang lain,
membuat rusak niat kita. Pastikan jaga niat," pesannya.
Dalam amanahnya, Aa Gym juga berpesan
bahwa aksi yang dilakukan kali ini tidak menzalimi siapapun dan tidak melakukan
pengerusakan atau tindakan anarkhis.
"Dan
semua yang hadir adalah saudara kita, jangan mau terprovokasi oleh orang-orang
yang mau merusak. Ingat amar ma'ruf nahi munkar. Kita harus pastikan niat kita benar,
sikap kita benar, kata-kata kita benar. Tidak boleh ada kemungkaran,"
tegasnya.
Aa Gym sempat mengingatkan, jumlah
peserta demo yang banyak jangan membuat kita ujub dan takabur. "Justru
jumlah yang banyak membuat kita semakin tawakal dan tawadhu kepada Allah. Karena
itu, pastikanlah bahwa aksi ini adalah amal sholeh kita, dakwa kita. Tidak
boleh menjadi kerusakan," pungkasnya
MINTA
WAKTU
Dalam pertemuan siang kemarin, Wakil
Presiden Jusuf Kalla menyampaikan komitmen Kepala Polri Jenderal Pol Tito
Karnavian untuk segera menyelesaikan penanganan kasus yang dituduhkan
kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Ahok dituduh menistakan agama terkait
ucapannya yang mengutip surat Al Maidah ayat 51. Janji itu disampaikan Wakil
Presiden Jusuf Kalla sesuai bertemu dengan perwakilan demonstran di kantor
Wapres, Jakarta, Jumat (4/11/2016) petang.
"Kesimpulannya ialah dalam hal
(kasus) Saudara Ahok, kita akan tegakkan, laksanakan dengan hukum yang tegas
dan cepat. Oleh Kapolri, dijanjikan selesai dalam dua minggu pelaksanaan yang
cepat itu," kata JK.
Dalam pertemuan tertutup itu, hanya
ada tiga orang perwakilan demonstran yang diterima, yakni Ustaz Bachtiar
Nashir, Ustaz Zaitun, dan Ustaz Misbah.
Mereka datang
bersama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto serta Menteri
Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Ada juga
anggota DPR Arsul Sani dan Abu Bakar Alhabsy serta anggota DPD Farouk Muhammad
sebagai perwakilan parlemen.
Sebelumnya sudah tiba Menteri
Sekretaris Negara Pratikno, Seskab Pramono Anung, dan Kepala Staf Kepresidenan
Teten Masduki. Ikut hadir pula Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Panglima
TNIJenderal Gatot Nurmantyo.
Perwakilan demonstran diterima JK
lantaran Presiden Joko Widodo memilih blusukan ke Bandara Soekarno-Hatta
meninjau proyek kereta cepat.
Kasus Ahok tengah diusut Bareskrim
Polri. Ahok sebelumnya sudah diminta keterangan penyelidik. Adapun soal
pemeriksaan Ahok sebagai terlapor dijadwalkan pada Senin (7/11/2016).
Dari 11 laporan polisi terkait kasus
Ahok, penyelidikan terus dilakukan intensif. Sebanyak 21 orang saksi telah
dipanggil.
MEMINTA
MAAF
Sebelumnya calon wakil gubernur DKI
Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyatakan, calon gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama atau Ahok sudah meminta maaf terkait pengutipan ayat suci.
"Kan beliau sudah minta maaf.
Dari hati yang paling dalam. Kalau beliau salah ya beliau minta maaf kepada
seluruh umat Islam," kata Djarot, saat dimintai tanggapan soal unjuk rasa
hari ini, Jumat (4/11/2016).
Djarot menyatakan, sebagai seorang
muslim, ia juga mengajak umat Islam lainnya untuk bisa saling memaafkan. "Kalau
ada orang minta maaf apalagi dari hati yang paling terdalam, ya hukumnya
memaafkan," ujar Djarot.
Bicara soal pengutipan ayat suci oleh
Ahok yang sudah masuk ke ranah hukum, Djarot menyerahkan kepada aparat
berwenang."Kalau seumpana terkait dengan hukum ya serahkan pada aparat
hukum," ujar Djarot. (PS/NET)
TANGKAP:Aksi 4 November dengan ribuan massa meminta tangkap Ahok menggema di Kota Padangsidempuan. POSKOTA/IST