Harga Jual Ayam Peternak di Sumut Anjlok

/ Kamis, 06 April 2017 / 19.24.00 WIB
POSKOTASUMATERA, MEDAN- Harga jual ayam di tingkat peternak Sumatera Utara (Sumut) anjlok ke level Rp 15.000 per kilogram (kg). Harga ini sudah jauh di bawah harga modal peternak. Karena harga idealnya saat ini sebesar Rp20 ribu/kg.

"Penurunan harga sudah terjadi sejak bulan Februari lalu. Karena sebelumnya, harganya masih berkisar Rp19.500 hingga Rp21 ribu/kg. Namun harga semakin anjlok dan di awal April ini hanya Rp15 ribu/kg," kata Khairul Bahri, peternak ayam di Tebing Tinggi.

Dikatakannya, penurunan harga jual ayam memang membuat peternak sangat rugi. Karena di saat bersamaan, permintaan ayam justru bisa dibilang stabil. Artinya, peternak tetap memproduksi dengan jumlah yang sama setiap harinya. Tapi dengan harga jual yang jauh di bawah modal.

Peternak sangat berharap ada upaya dari pemerintah untuk mencari di mana permasalahannya. Sehingga bisa didapatkan solusi kenapa harga ayam justru anjlok di saat permintaan stabil.

Karena selain menghadapi harga anjlok, peternak juga harus membayar lebih mahal untuk pembelian bibit dan pakan.

Hal itu pun semakin sulit ketika harga ayam turun. Karena harga pakan saat ini masih bertahan mahal di kisaran Rp 370.000 per sak atau ukuran 50 kg. Sementara harga bibit ayam juga naik menjadi Rp 6.000 per ekor dari sebelumnya berkisar Rp 4.500 hingga Rp 5.000 per kg.

Dengan harga pakan dan bibit yang mahal, peternak berharap harga tidak semakin anjlok sehingga biaya produksinya tertutupi. Peternak tidak menargetkan harga jual ayam mahal di level tinggi.

"Sebenarnya peternak maunya harga ayam itu stabil saja di level Rp 20.000 per kg. Dengan harga ini, biaya produksi bisa tertutupi dan peternak pun sudah mendapatkan untung," kata Khairul.

Selain menghadapi harga jual rendah dan pakan serta bibit yang mahal, peternak juga mengeluhkan tingginya serangan hama penyakit terhadap ayam ternaknya. Belakangan, penyakit yang menyerang lambung ayam cukup sering terjadi yang disebabkan perubahan cuaca. Peternak pun, diakui Khairul, harus bekerja ekstra supaya serangannya bisa diminimalisir.

Pengamat pertanian Sumut Prof Abdul Rauf mengatakan, anjloknya harga jual ayam di tengah permintaan stabil disebabkan ada mafia/kartel dibisnis ternak ayam.

"Kondisi ini sebenarnya tidak hanya terjadi saat ini saja. Sudah biasa dan kerap berulang. Ketika produksi ternak sedang tinggi, maka harga di tingkat peternak turun," katanya.

Hal tersebut, tambahnya, membuat peternak tetap dimarginalkan. Di sinilah peran pemerintah sangat diperlukan dan harus melakukan penyanggaan terhadap produksi peternakan. Seperti penyediaan saprodi peternakan mulai dari bibit, pakan dan obat-obatan.

Dia menekankan, bisnis ternak ini jangan lagi dilepas ke pasar (dikuasai pemodal tertentu). Karena jika prakteknya tetap seperti itu, kata Rauf, maka mafia/kartel tetap merajalela dan merugikan peternak. (IT)

Related Posts:

Komentar Anda

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p