BPBD Padangsidempuan Diminta Cegah Kerusakan Hutan Gunung Lubuk Raya

/ Senin, 24 Juli 2017 / 17.55.00 WIB

Plt Kepala Desa Pokenjior, Robiul Harahap,S.Sos

POSKOTASUMATERA.COM- PADANGSIDIMPUAN-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Sidempuan dan instansi lainnya diminta untuk mencegah kerusakan hutan di Gunung Lubuk Raya di Kabupaten Tapanuli Selatan.

Karena jika diabaikan adanya dugaan pembalakan hutan liar dan perusakan hutan itu dikhawatirkan akan menimbulkan bencana pada masyarakat di sekitar Hutan Lubuk Raya dan masyarakat di Desa Pokenjior.

Demikian disamapaikan Plt Kepala Desa Pokenjior, Robiul Harahap,S.Sos kepada wartawan, Kamis ( 20/7 ) disela sela acara sosilalisasi Penangulana Bencana oleh BPBD Kota Padangsidimpuan.

Dia mencontohkan penyalahgunaan lingkungan yaitu seperti penebangan hutan secara liar di hutan Gunung Lubuk Raya hingga kawasan itu menjadi terkikis karena yang mengakibatkan punahnya ekosistem dan hayati yang amat kaya di hutan itu.

Diharapkannya, BPBD Kota Padangsidimpuan agar berkoordinasi dengan Pemkab Tapanuli Selatan karena hutan Lubuk Raya adalah merupakan Hutan Tapanuli Selatan.

“Bila hujan kemarau bila terus pengggundulan maka tanah berlobang, dan bila hujan turun amakan akan terjadi erosi sehingga bisa mengakitakan banjir. Masih bisa kita bayangkan banjir yang melanda Kota Padangsidimpuan baru baru ratusan rumah hanyut dan hasil sawah masyarakat hanyut akibat banjir,” terangnya.

Untuk itu dia meminta kepada BPBD Kota Padangsidimpuan agar jangan hanya akan berkoordinasi dengan Pemkab tapsel tapi harus berbuat dulu. Karena warga masyarakat masih trauma dengan kejadian yang pernah terjadi baru baru ini.

Menurut Robiul, penebangan liar sangat merugikan bagi kehidupan, karena hutan sangatlah penting sebagai penjaga keseimbangan alam. “Seperti yang telah kita sering dengar yaitu istilah Global Warming adalah salah satu contoh dampak dari penebangan liar, global warning bukan hanya bersumber dari asap kendaraan bermotor tapi juga dipengaruhi oleh keadaan hutan yang tidak seimbang,” paparnya.

Adapun dampak lain yang ditimbulkan dari penebangan hutan secara liar yaitu banjir, tanah longsor dan berkurangnya ekosistem di dalam hutan itu sendiri. “Kita sebagai manusia yang diberi akal sudah seharusnya melestarikan hutan kita sendiri, karena dampak yang ditimbulkan sangat mengancam kehidupan makhluk hidup di sekitarnya,” ujarnya.

Dikatakannya, Pemerintah seharusnya segera mengambil sikaf tentang hal ini, seperti contohnya melakukan reboisasi (penanaman kembali) hutan-hutan yang telah gundul. Pemerintah juga harus selalu melakukan sosialisasi di daerah-daerah mengenai betapa pentingnya hutan bagi kehidupan ini.

“Kesadaran juga sangat diperlukan dalam hal ini, karena tanpa kesadaran dari dalam diri kita, semua itu hanya akan menjadi angin lalu. Jadi kita sebagai ciptaan tuhan harus selalu menjaga dan melestarikan sesuatu yang telah di ciptakan Nya,” katanya.

Dia memprediksi,  penebangan ilegal adalah masalah yang lebih besar di daerah itu, dimana diperkirakan 70-75 persen dari kayu dipanen secara ilegal, merugikan pemerintah hingga ratusan juta atau bahkan miliar di pajak pemasukan yang hilang.

Melihat dampak dari penebangan hutan secara liar tersebut,maka perlu adanya suatu cara untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Dalam hal ini, melakukan reboisasi hutan, selanjutnya perlu adanya suatu program peningkatan peranan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian hutan.

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan peranan dan kepedulian pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup.

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat lokal harus diselenggarakan dan difasilitasi berbagai pelatihan untuk meningkatkan kepedulian lingkungan di kalangan masyarakat, seperti pelatihan pengendalian kerusakan hutan bagi masyarakat dan pelatihan lingkungan hidup untuk para tokoh dalam masyarakat agar nantinya bisa membawa masyarakat yang sadar akan lingkungannya.

Kemudian menularkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh dari berbagai pelatihan manajerial kehutanan kepada masyrakat di sekitarnya, sehingga nantinya akan ada rasa saling memiliki dengan adanya keberadaan hutan tersebut.

Melakukan program reboisasi secara rutin dan pemantauan tiap bulannya dengan dikoordinir oleh tokoh-tokoh masyarkat setempat. Selain itu, perlu adanya inovasi pelatihan keterampilan kerja di masyarakat secara gratis dan rutin dari pihak-pihak yang terkait, seperti Dinas Tenaga Kerja,dll, sehinnga masyarakat tidak hanya bergantung pada hasil hutan saja, tetapi dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan dimilkinya. (PS/BERMAWI)


Related Posts:

Komentar Anda

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p