Camat Muara Batangtoru Budayakan Gotong Royong dan Jum'at Bersih

/ Rabu, 12 Juli 2017 / 18.23.00 WIB

 Camat Muara Batangtoru Erwanta Siaga Hasibuan,S.Sos

POSKOTASUMATERA.COM-TAPSEL-Belum genap satu tahun  menjabat sebagai  Camat Muara Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan sudah banyak berbuat untuk warga masyarakat yakni melaksanakan gotong royong, Jum'at Bersih di Pintu masuk Kelurahan Hutaraja dan Jalan-Jalan Protokol di sepanjang Jalan di Kecamatan Muara Batangtoru.

Demikian disampaikan Camat Muara Batangtoru Erwanta Siaga Hasibuan,S.Sos  kepada wartawan di ruang kerjanya BARU BARU INI.

Disampaikannya, untuk mengaktualisasikan visi dan misi Bupati Tapsel H.Syahrul M.Pasaribu,SH yang sehat, cerdas, sejahtera beriman dan bertaqwa pihaknya selalu dekat dengan warga masyarakat dibuktikan telah melakukan gotongroyong dan jum'at bersih dengan warga masyarakat, dan Tim Penggerak PKK Kecamatan dan Desa, Kepala Desa dan Lurah. 

“Bila sudah waktunya adzan untuk sholat kita terus mengajak warga masyarakat untuk beramai ramai sholat ke mesjid dan agar menghentikan kegiatan sewaktu berkumdang adzan.Begitu juga untuk agama Kristen kita mengajak pada hari minggu untuk beramal ibadah ke gereja,” katanya.

Plt. Camat Muara Batangtoru Erwanta Siaga Hasibuan,S.Sos mengatakan hal ini juga sesuai falsapah budaya masyarakat Tapsel Poda Nalima. 
“Apa itu Poda Na Lima,  terjemahan bebasnya kurang lebih adalah nasehat yang Lima. Poda Na Lima isinya adalah :
1. Paias Rohamu( bersihkan hatimu)
2. Paias Pamatangmu ( bersihkan badan/ragamu )
3. Paias Pah(k)eanmu ( bersihkan pakaianmu )
4. Paias Bagasmu ( bersihkan rumahmu )
5. Paias Pakaranganmu ( bersihkan pekaranganmu )

Secara harfiah bisa ditafsirkan kalau kita harus selalu bersih jiwa, raga, pakaian yg melekat(membungkus) ditubuh, tempat tinggal (keluarga) dan pekarangan (lingkungan tempat kita tinggal).

Paias Rohamu (bersihkan hati/jiwamu) artinya tidak ada kotoran yang melekat dan bisa juga berarti kesucian jiwa dari berbagai sifat dengki (gut-gut), iri dan angkuh/sombong.

Memelihara kebersihan dan kesucian jiwa adalah nasehat yang baik agar senantiasa selalu menjadikan hubungan Tuhan dengan manusia, hubungan antara manusia dengan manusia, maupun hubungan antara manusia dengan lingkungannya (alam) selalu terpelihara dengan baik secara rasional dan proporsional sesuai dengan kebutuhan umat manusia masa kini maupun dikemudian hari.

Sifat dengki, iri dan angkuh adalah sifat yang akan merusak kebersihan dan kesucian jiwa manusia. Sebaliknya ketulusan/keikhlasan, sportifitas dan kesederhanaan akan membawa manusia pada tingkat kemuliannya.

Paias Pamatangmu (bersihkan badanmu/ragamu) menasehatkan selalu memelihara kebersihan badan/raga baik secara fisik maupun kebersihan tingkah laku dari berbagai perbuatan yang tidak baik.

Untuk pembentukan raga yang baik tentu manusia membutuhkan asupan yang baik dan pola hidup yang baik pula. Pamatang (badan/raga) ini bisa diartikan meliputi pemeliharaan yang meliputi seluruh badan/raga juga panca indra yang mendorong manusia untuk berbuat baik atau buruk.

Dengan menjaga kebersihan badan/raga manusia akan dapat memelihara tingkah laku dan kesopanan serta dapat menghindari berbagai kerusakan akibat tindakan fisik manusia.

Paias Pahe kanmu (bersihkan pakaianmu) menasehatkan untuk selalu memelihara kebersihan pakaian baik itu secara fisik berupa pakaian penutup aurat maupun pakaian yang berarti simbol-simbol yang dikenakan menyertai kehidupan seperti marga (keturunan), huta (kampung), adat istiadat dan sebagainya.

Paias Bagasmu (bersihkan rumahmu) menasehatkan untuk senantiasa memelihara kebersihan rumah secara fisik maupun bagas (rumah) yang diartikan keluarga (keturunan).

Dalam adat batak bagas (rumah) pengertianya sangatlah luas, karena bagi orang batak bagas tidak hanya sekedar untuk tempat tinggal tapi bisa juga diartikan sappopparan (seketurunan/semarga/sedarah) yang senantiasa setiap orang mempunyai kewajiban menjaga dan memelihara harkat dan martabat keluarga. Bagas bisa juga diartikan keluarga.

Paias Pakaranganmu (bersihkan pekaranganmu) artinya harus senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dimana tempat tinggal. Dalam arti sempit pekarangan bisa diartikan pekarangan rumah tapi bisa juga lingkungan dimana tinggal (huta).

Biasanya dalam satu huta (kampung) terutama ditanah batak sebagian besar yang hidup disatu kampung masih memiliki kekerabatan yang dekat. Pada umumnya dalam satu kampung itu hubungan keluarga selalu ada yang sering disebut sebagai Dalihan Na Tolu yang merupakan tata cara hubungan kekerabatan dalam adat istiadat batak. Pakarangan bisa juga diartikan sebagai Dalihan Na Tolu yaitu Suhut (kahanggi), Anak Boru dohot Morana (hula-hula).

Sungguh sangat bijak apabila nasehat dari para oppu (kakek/nenek) dari orang batak ini dijalankan saat sekarang ini. Dimana sebagian manusia sudah tidak mementingkan kepatutan tingkah laku dan perbuatan dalam menjalankan kehidupan.

Menurut Erwanta , gotong royong massal itu diadakan dalam rangkaian program Kecamatan Muara Batangtoru  “Jumat Bersih”. "Kedepan gerakan gotong royong akan dilaksanakan secara rutin , untuk sementara ditargetkan di jalan protokol," ungkapnya.

Plt.Camat  menambahkan, kegiatan tersebut akan dilanjutkan ke desa-desa, dengan harapan dapat membangkitkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan peningkatkan kebersihan. Ini sekaligus pemberantasan sarang nyamuk supaya masyarakat jangan kena penyakit Demam Berdarah (DBD).


Dirinya juga mengajak segenap lapisan masyarakat Muara Batangtoru agar sedini mungkin melakukan gerakan kepedulian bersih lingkungan dan keindahan. "Baik kebersihan rumah maupun parit di depan rumah,tempat usaha, sekolah, lokasi wisata dan lainnya. Jika gerakan gotong royong menuju kebersihan itu terus kita tingkatkan, mudah mudahan daerah Kecamatan Muara Batangtoru  akan dapat menjadi kecamatan terbaik ke depannya,” sebut Erwanta. (PS/BERMAWI)

Related Posts:

Komentar Anda

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p