POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Pemerintah Kota Medan menerima kunjungan Kerja
dari Anggota DPRD Komisi 2 Kab. Kutaikartanegara, di Kantor Walikota Medan,
Rabu (10/1).
Kunjungan ini diterima langsung oleh Walikota Medan Drs HT Dzulmi Eldin
S MSi yang diwakili oleh Kepala Badan Pengelolah Keuangan dan Aset Daerah Kota
Medan, Ir. Irwan Ritonga.
Dalam kesempatan tersebut, Irwan menjelaskan tentang profil singkat dari
Kota Medan sebagai kota Metropolitan baru di Indonesia. Kota Medan saat ini
memiliki jumlah penduduk mencapai 2.4 Juta jiwa dengan luas wilayah 26.520 Ha
yang terdiri atas 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan.
Kota Medan juga dikenal
sebagai kota multikulturisme hal ini dikarenakan Kota Medan dihuni oleh
masyarakat dari berbagai suku, agama dan etnis yang hidup saling berdampingan
rukun dan damai.
Selain sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan juga
merupakan pintu gerbang Indonesia belahan barat dan menjadi salah satu pusat
perekonomian regional terpenting dipulau Sumatera.
"Kondisi tersebut menjadikan Kota Medan sebagai salah satu dari
tiga kota metropolitan baru di Indonesia yang memiliki kedudukan, fungsi dan
peranan strategis sebagai pintu gerbang utama bagi kegiatan jasa perdagangan
dan keuangan secara regional maupun International dikawasan barat Indonesia.
Karenanya pembangunan kota Medan diarahkan menjadi kota jasa, industri,
perdagangan dan juga kota pendidikan," jelas Irwan.
Melalui kunjungan ini, nantinya Irwan berharap akan terjalin silaturahmi
yang lebih baik lagi bagi kedua Kota sehingga dapat saling bertukar informasi
demi kemajuan kedua kota.
"Mudah-mudahan dari pertemuan ini terjalin silaturahmi yang semakin
erat, dan menjadi momentum bagi kita untuk saling bertukar informasi dan
pengalaman demi kemajuan kedua kota," harap Irwan.
Sementara itu, pimpinan rombongan yang merupakan ketua komisi 2 DPRD
Kab. Kutaikartanegara, Andi Faisal mengatakan tujuan kunjungan Kerja ini ialah
untuk berdiskusi dengan Pemko Medan mengenai masalah Dana Bagi Hasil (DBH),
sebab saat ini Kutaikartanegara merasa di anak tirikan karena DBH yang diterima
tidak sesuai dengan realisasi yang ada.
"Kondisi ini tentu sangat menggangu sekali roda pemerintahan
kutaikartanegara, karena Kutakartanegara menggantungkan hidupnya dari DBH
tersebut."kata Andi Faisal.
Disamping itu juga, APBD Kab. Kutaikartanegara saat ini turun
diakibatkan pengaruh ekonomi global. Akibatnya pembangunan pun menjadi tidak
maksimal. (PS/REL)