POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menggelar Rapat Kerja Nasional
(Rakernas) Tahun 2018 di Gelanggang Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, Rabu
(17/1) yang dibuka langsung oleh Menteri Ristekdikti Prof. H. Mohamad Nasir,
Ph.D, Ak. Selain itu turut hadir pula Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, Menteri
PUPR, Basuki Hadimuldjono, serta Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.
Walikota
Medan Drs. H T Dzulmi Eldin menyambut baik diselenggarakannya Rakernas
Ristekdikti 2018 di Kota Medan. Sebagai tuan rumah penyelenggaraan, Kota Medan
siap menerima kehadiran para peserta Rakernas 2018.
Rakernas
Ristekdikti 2018 yang diselenggarakan di Kota Medan ini merupakan moment baik
dan spesial karena menjadi tempat berkumpulnya tokoh pendidikan Nasional dan
Internasional, Rektor Universitas yang ada di Indonesia.
Dirinya
berharap dari Rakernas ini bisa menghasilkan sejumlah poin penting dalam pengembangan
sistem pendidikan tinggi dan pola pengembangan riset-riset untuk mendukung
pembangunan nasional khususnya di bidang riset teknologi.
Usai
menghadiri Pembukaan Rakernas, Walikota Dzulmi Eldin berkesempatan menyapa para
pengunjung dan berkeliling pameran Pendidikan, Riset dan Informasi Teknologi
untuk melihat perkembangan pengetahuan teknologi era milenial saat ini.
Acara ini
berlangsung selama 2 hari (16-17 Januari 2018) dan telah diawali dengan Gala
Welcome Dinner dan Penyerahan Penghargaan Kepada Sejumlah Perguruan Tinggi dan
Kopertis Berprestasi, Selasa (16/1) malam.
Dalam
sambutannya, Menristekdikti M. Nasir mengatakan Rakernas 2018 ini tampak terasa
istimewa karena didukung langsung oleh 4 Kementerian. Topik yang diangkat dalam
rakerna ini adalah Ristekdikti di Era Revolusi Industri 4.0.
Kata
Nasir, topik ini sangat tepat diangkat sebab menyentuh langsung ke lini
kehidupan. Dimana Rakernas ini nantinya akan menghasilkan sistem pembelajaran
yang lebih inovatif dan disesuaikan dengan kurikulum.
"Ini
sangat penting karena kedepannya, penilaiannya bukan lagi berbasis akreditas
tapi sudah berbasis output," kata Nasir.
Apalagi
sambungnya, Indonesia memiliki anggaran yang besar (24,9 T) untuk penelitian
dan pengembangan riset. "Inilah yang harus dimanfaatkan bangsa Indonesia
untuk pengembangan riset dan ilmu pengetahuan yang berkontribusi luas bagi dunia
pendidikan," tekannya. (PS/REL)