TERBAIK: Kegiatan Pelantikan Anak Penjual Buah Jadi Lulusan Terbaik Bintara TNI AD Tahun 2017. POSKOTA/OKTA
POSKOTASUMATERA.COM-CONDET-Banyak para Bintara Lulusan Tahun 2017 merasa
senang dan bahagia, tidak terkecuali bagi Serda Agung Hartono.
Jejaka kelahiran 24 Juni 1999 ini, adalah salah satu dari 152 Bintara Muda
yang baru saja dilantik oleh Pangdam Jaya/Jayakarta Mayjen TNI
Jaswandi, di Lapangan Rindam Jaya, Condet, Jakarta Timur, Kamis (15/2)
pagi kemarin.
Yang
membuat senyum Serda Agung kian lebar, dengan diwarnai gerimis kecil yang turun
di lokasi pelantikan, seakan menjadi kado terindah yang didapatnya saat itu.
Lantaran, diantara ratusan Bintara yang Lulus tersebut, ia terpilih sebagai
lulusan terbaik Pendidikan Pertama Bintara TNI AD Tahun 2017.
Sebagai
lulusan terbaik, Agung pun mendapat kehormatan menerima Pengalungan Medali dan
Penyerahan Piagam yang dilakukan langsung oleh Pangdam Jaya/Jayakarta Mayjen
TNI Jaswandi. Bahkan, setelahnya Pangdam Jaya/Jayakarta pun berfoto bersama
Agung dan kedua orangtuanya. Kebahagiaan Agung hari itu, semakin lengkap.
Di
satu sisi, Menjadi lulusan terbaik di Lembaga Pendidikan yang berada di bawah
naungan TNI AD, jelas merupakan prestasi yang pastinya tidak mudah diraih. Dan
perjuangan Agung untuk mewujudkan cita-citanya menjadi anggota TNI pun
tidak mudah.
Maklum
saja, ia lahir dari keluarga yang terbilang sangat-sangat sederhana. Ayahnya,
Hartono, hanyalah seorang Pedagang Buah yang sehari-hari berjualan di kawasan
Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sementara ibunya, hanyalah ibu rumah tangga
biasa.
Namun
hal ini tidak mematahkan semangat Agung mewujudkan mimpinya berseragam
loreng.
“Dari
kecil, saya memang bercita-cita menjadi tentara, karena jiwa pemberani saya dan
sifat saya yang haus tantangan,” ujar Agung dengan senyum sumringah.
Agung
pun tak lupa mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan kedua orangtuanya.
Ia pun mengaku bangga bisa dilatih oleh pelatih Secaba Rindam Jaya. Ia
berharap, nantinya bisa masuk ke Kecabangan Infanteri.
“Maunya
Infanteri, cuma ya nanti apapun keputusan penempatan, itu pasti yang terbaik.
Prinsip saya, jangan mau di belakang, harus selalu di depan berbekal semangat
dan belajar tanpa kenal lelah untuk menjadi yang terbaik,” singkatnya.
“Alhamdulillah
rejeki anak ini mas, saya sehari-hari cuma Tukang Buah. Anaknya memang tekun
dan kemauan dia, saya hanya mendukung. Dia bungsu dari tiga bersaudara. Kami
sekeluarga aslinya dari Semarang. Semoga dia bisa menjalankan tugasnya dengan
baik menjaga Indonesia,” imbuh Hartono yang tak kalah bahagianya, lantaran
prestasi yang ditorehkan si Bungsu.
Anak Petani dari Sumut Lulus
Kebahagiaan
yang sama juga dirasakan Mintas Nainggolan dan sang istri. Maklum saja,
Putranya, Tommi Nainggolan juga menjadi salah satu lulusan Pendidikan Pertama
Bintara TNI AD Tahun 2017.
Mintas
dan sang istri pun langsung memeluk Tommi, usai dilantik. “Saya sama mamanya
bangga sekali Tommi bisa lulus menjadi tentara Angkatan Darat. Ini memang
kemauan dia menjadi tentara. Saya dan mamanya hanya mendukung. Tommi mendaftar
dari Jakarta,” kata Mintas haru.
Mintas
pun sangat berterima kasih kepada TNI AD dan Kodam Jaya/Jayakarta yang telah
memberikan kesempatan kepada putranya mengabdi kepada Negara dan Bangsa.
“Tidak
ada uang pelicin atau apalah, ini sudah 3x mencoba dan Puji Tuhan, tahun ini
lulus. Kami ini hanya petani dari Sidikalang, Sumatera Utara sana. Manalah ada
uang kalau harus kasih pelicin. Makanya mamanya menangis saat ini dia lulus
murni. Harapannya, Tommi agar berbakti dan setia pada Negara,” tandas Mintas
yang bersama sang istri, sengaja datang jauh-jauh dari Sidikalang untuk
menghadiri pelantikan putra kebanggaannya itu.
Sementara
itu, Kapendam Jaya/Jayakarta Letkol Inf. Kristomei mengungkapkan tentang adanya
putra tukang buah menjadi lulusan terbaik, serta anak petani yang lulus menjadi
Bintara, menandakan Seleksi Penerimaan dan Pendidikan di TNI AD, khususnya
Kodam/Jaya Jayakarta profesional.
“Isu-isu
di luar sana, mengenai uang pelicin, uang penitip dan sebagainya, itu tidak
terbukti. Tidak ada titip, minta tolong. Anak siapa pun, kalau dia mampu dan
bisa, maka lulus. Sebaliknya, mau uang satu truk tapi anaknya memang tidak
mampu, tidak akan lulus, karena memang tidak bisa,” tegasnya. (PS/OKTA)