GERHANA: Kajian Astronomi dalam bentuk Focus Discusion Group (FGD) pasca Gerhana Bulan oleh Mahasiswa Jurusan Fisika Unimed. POSKOTA/IST
POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Jurusan Fisika Universitas Negeri Medan (Unimed) turut ambil serta dalam
moment Gerhana Bulan (Lunar Eclipes) yang melewati sebagian besar wilayah Indonesia.
Kegiatan yang di laksanakan selama 2 hari, meliputi
berbagai subtansi kegiatan. Diantara kegiatan yang dilaksanakan meliputi pengamatan
langsung gerhana bulan dengan menggunakan teropong Bintang meade instrument LX600-ACF,
Sholat Khusuf Gerhana Bulan yang dilaksanakan di Mesjid Baiturrahman Unimed dan
dirangkai keesokan harinya dengan kajian Astronomi dalam bentuk Focus Discusion
Group (FGD).
Kegiatan yang dilaksanakan mulai 31 Januari hingga 1
Februari tersebut mengambil tempat di 3 lokasi yaitu ruang laboratorium
Astronomi di lantai 4 bagi para mahasiswa dan masyarakat umum yang ingin
menyaksikan langsung fenomena lunar Eclipes, ruang workshop
dosen dan mahasiswa di lantai 1.
Dilakukan
juga di Mesjid Baiturrahman Unimed saat pelaksanaan sholat
gerhana dengan penceramah Ustadz Julham Efendi LC, turut hadir Ketua PHBI FMIPA
Unimed Dr. Hasruddin, M.Si, Ketua Jurusan Fisika Unimed Dr. Alkhafi maas
Siregar, Ketua Panitia Dr. Rahmadsyah, M.Si, dosen, Kepala Lab Fisika Drs.
Abdul Hakim S, M.Si, Komunitas Fisika Bumi serta ratusan mahasiswa dan
masyarakat umum.
Ketua Jurusan Fisika Dr. Alkhafi Maas Siregar, Kamis (1/2) disela-sela diskusi menyatakan bahwa, moment-moment kegiatan ini
merupakan sebuah gejala alam yang sangat jarang terjadi butuh waktu sampai 152
tahun untuk dapat melihat gejala ini terjadi.
Hal ini merupakan sebuah kondisi yang sarat dengan ilmu pengetahuan yang
selama ini dalam dalam ilmu Fisika hanya
dijelaskan pada tataran teory, saat ini merupakan sebuah pengejawantahan teory
tersebut.
“Selain itu juga beberapa teory yang lazim muncul dalam
bidang sains seperti hukum keppler yang dikenalkan oleh Johannes Kepler, tentang
tata surya yang lintasannya berbentuk elips sehingga terjadi fenomena Supermoon
dimana jarak bulan dan bumi pada lintasan yang terdekat sehingga menyebabkan
penampakan bulan 14 % lebih besar dari biasanya”, papar Doktor dalam bidang
Fisika tersebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh ketua panitia Dr.
Rahmatsyah, M.Si yang didampingi oleh para pemateri diskusi bahwa, kegiatan
tersebut merupakan kegiatan edukasi kepada masyarakat umum. “Masyarakat diajak tidak hanya melihat fenomena gerhana bulan saja akan
tetapi masyarakat diedukasi untuk mampu menjelaskan proses terjadinya gerhana
dan gejala-gejala apa saja yang dapat terjadi ketika terjadinya gejala, hal
tersebut yang ingin dilakukan oleh kampus,” ungkap ketua Program
Pasca Sarjana Pendidikan Fisika Unimed.
Selain itu dala kesempatan ini unimed juga memberikan
akses kepada masyarakat sekitar untuk dapat menggunakan teropong Bintang Meade
Instrument LX600-ACF dengan kecanggihan mampu mengunci posisi bintang dan dan
bulan secara Outomatis (StarLock
automatic guider), sehingga presisi posisi bulan dapat terdeteksi.
Dan daya perbesaran teleskop tersebut mempu menjangkau
permukaan bulan, dan bagi masyarakat yang tidak dpat mengakses langsung dapat
melihat juga streaming langsung lewat chanel
Youtube Universitas Negeri Medan.
Setelah proses pengamatan bintang secara langsung
masyarakat dan komunitas-komunitas mahasiswa dan dosen yang beragama muslim
melaksanakan sholat di mesjid Baiturrahman Unimed. “Jadi dari sisi intelektual
dan spiritual dapat terkombinasi secara massif,
dan saat ini didiskusikan dengan
mengundang pakar-pakar fisika Bumi dan Astronomi agar pengetahuan dan
pengalaman lapangan dapat secara gamblang di cerna,” pungkas Doktor Fisika Bumi tersebut.
Hal tersebut diapresiasi oleh salah seorang peserta Andi
yang berasal dari Medan Denai yang berkeinginan melihat langsung proses gerhana
dengan menggunakan teleskop yang dimiliki oleh kampus.
“Walaupun diawal proses gerhana agak tertutup awan tapi ketika gerhana
parsial dapat terlihat jelas, selain dapat melihat ada kegiatan untuk
memberikan pengetahuan tentang proses kejadian dan penyebab terjadinya gerhana
jadi semua jelas dan memberikan pendidkan bagi kami yang awam,” ungkapnya.
(PS/REL)