
POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Normalisasi drainase kembali
dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan, Jumat (16/3). Ada
tiga titik drainase di Kecamatan Medan Kota yang menjadi objek
normalisasi karena mengalami penyumbatan dan pendangkalan yang cukup parah akibat
sudah lama tak pernah tersentuh pengorekan.
Ketiga titik drainase itu berlokasi di Jalan Laksono Gg
Wosono dan persimpangan Jalan Puri, Kelurahan Kota matsum III serta Jalan
Sisingamangaraja depan eks Semarak Hotel dan depan Universitas Islam
Sumatera Utara (UISU). Normalisasi tersebut dilakukan bekerjasama dengan
jajaran Kecamatan Medan Kota.
Plt Kabid Drainase Dinas PU Kota Medan Edi Zalman yang memimpin
normalisasi, membagi pekerja menjadi tiga tim
didukung satu unit alat berat, mobil penyedot lumpur serta sejumlah
truk untuk mengangkut sampah dan lumpur yang menjadi penyebab utama terjadinya penyumbatan
dan pendangkalan tersebut.
Normalisasi pertama dilakukan di Jalan Laksano Gg Wosono dan
persimpangan Jalan Puri. Selain mengalami pendangkalan, drainase
yang ada pun dipenuhi sampah. Kondisi ini tidak terlepas dari kurangnya
kesadaran warga sekitar untuk menjaga kebersihan draianse. Bahkan, tak jarang
warga membuang sampah rumah tangganya ke dalam drainase.
Lama kelamaan drainase pun tersumbat dan mengalami
pendangkalan. Akibatnya setiap kali hujan turun, kawasan sekitar menjadi
langganan banjir. “Kondisi penyumbatan dan pendangkalan draianse sudah sangat
parah sehingga tidak berfungsi. Guna mengembalikan fungsi drainase
menjadi saluran air sekaligus pemabung debit air hujan, pagi ini kita lakukan
normalisasi,” kata Edi Zalman.
Dalam melakukan normalisasi, para pekerja agak kesulitan
melakukan pengorekan karena ada warga mendirikan warung sekaligus rumah tempat
tinggal di atas permukaan drainase di persimpangan Jalan Puri. Untuk
itu sejumlah pekerja terpaksa harus membuka beton penutup drainase
dan kemudian menyuruk masuk di bawah bangunan warung merangkap rumah tersebut.
Meski demikian normalisasi berjalan lancar, para pekerja berhasil
mengatasi penyumbatan dan pendangkalan. Lumpur bercampur sampah hasil
pengorekan drainase selanjutnya di tempatkan dalam truk sehingga tidak ada
menyisakan kotoran di pinggiran jalan. Sedangkan di Gang Wongso, sampah, lumpur
dan semak yang menutupi permukaan di kumpulkan di pinggir jalan.
Setelah itu beko mini mengangkat dan menempatkannya
dalam truk. Setelah penuh, truk langsung membuangnya ke lokasi pembuangan.
“Dalam melakukan normalisasi, Pak Wali berpesan kepada kita agar pinggiran
drainase yang dinormalisasi harus bersih seperti semula agar masyarakat
benar-benar terpuaskan,” jelas Edi Zalman.
Sedangkan di Jalan Sisingamangaraja, persisnya depan bekas Hotel
Semarak, para pekerja lebih dulu mengangkat beton penutup drainase. Kemudian
sejumlah pekerja melakukan pengorekan secara manual. Namun tidak
lama, sebab ditemukan pipa melintang. Khawatir pipa bocor maupun pecah, pengorekan
lumpur dilakukan dengan penyedotan dengan menggunakan mobil penyedot lumpur.
Yang terakhir, normalisasi dilakukan di Jalan Sisingamangaraja depan
UISU. Guna memaksimalkan normalisasi, Edi Zalman mengatakan normalisasi tidak
bisa dilakukan satu kali. “Kemungkinan kita akan datang untuk
menormalisasi kembali sehingga hasilnya memuaskan masyarakat sekitar,”
ungkapnya.
Sementara itu Camat Medan Kota Edi Mulia Matondang mengatakan,
penyumbatan dan pendangkalan drainase terjadi akibat masih kurangnya kesadaran
masyarakat untuk menjaga kebersihan drainase. “Malah tidaks edikit warga yang
masih membuang smpah rumah tangganya dalam drainase,” ungkapnya.
Khusus drainase di seputaran bekas Hotel Semarak, dia mengatakan
terjadi akibat pemilik rumah makan membuang langsung limbahnya ke dalam
drainase. “Buktinya bisa dilihat, limbah rumah makan kita lihat mengental dan
memadat dalam drainase. Lama kelamaan limbah itu mengeras sehingga membuat
drainase mengalami pendangkalan. Untuk itu kita akan menyurati OPD terkait agar
melakukan pemeriksaan kepada rumah makan tersebut, terkait limbahnya” papar
Edi. (PS/REL)