DIRUSAK: Kondisi lapak pedagang Pasar 5 Marelan pasca dirusak oleh OTK, Sabtu (03/03) siang bolong. POSKOTA/RIADI-RYANT
POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Daerah
Medan Marelan saat ini bagai negeri koboy tanpa hukum, siapa kuat dia berkuasa,
siapa banyak masa dia yang disetujui bicara dan caranya. Hingga seolah tak ada
lagi hati nurani atas penderitaan masyarakat khususunya pedagang.
Aksi
koboy ini dilakukan sekelompok Orang Tak Dikenal (OTK) pada pedagang depan
Pasar Marelan lama, Sabtu (03/03) sore kemarin. Tanpa pemberitahuan dan tanpa
memikirkan harta benda pedagang, para OTK menghancurkan lapak pedagang.
Selain
menghancurkan lapak, bahan bangunan Lapak pedagang juga dicuri hingga puluhan
pedagangan mengalami kerugian puluhan juta rupiah.
Pak
Sitorus (65) warga Marelan mengaku mengetahui adanya pengrusakan lapak dagangan
milik istrinya dari teman sesama pedagang. “Saya mendapat informasi lapak istri
saya dihancurkan oleh orang-orang suruhan pegawai Pasar Marelan. Tapi saat kami
tanyakan kepada Kepala Pasar Marelan Halim dikatakannya tak ada memerintah membongkar
lapak pedagang di depan Pasar Marelan lama,” kata Sitorus.
Demikian
juga penjelasan pedagang lain. Mereka mengaku terkejut Lapak nya dirusak dan
barang-barang mereka hilang dibawa para perusak. Dalam waktu dekat mereka
mengaku akan melaporkan masalah ini ke polisi.
Ketua
Aliansi Pedagang Pasar Seluruh Indoonesia (APPSINDO) Marelan, H Sukirman saat
ini langsung menghubungi Kepala Pasar Marelan Halim. “Saya langsung menghubungi
Kepala Pasar Marelan, Halim. Dia mengaku tak ada menyuruh orang membongkar
lapak pedagang di depan Pasar Marelan lama,” kata H Sukirman.
Kapolsekta
Medan Labuhan Kompol Hendrik Tampubolon yang dikhabari media langsung
memerintahkan anggotanya turun ke lapangan. Dalam pendataan, Kapolsekta Medan
Labuhan mengutus Pembantu Kepala Unit (Panit) Intel turun ke Tempat Kejadian
Perkara (TKP). Petugas didampingi perwakilan Lurah Rengas Pulau mendata korban
pengrusakan dan mencari fakta pelaku pengrusakan.
Menanggapi
masalah ini, Wakil Ketua Komisi C DPRD Medan Mulia Asri Rambe menyatakan
perlakukan sekelompok OTK merusak lapak pedagang merupakan perbuatan arogan.
“Arogan, kebetulan saya lagi diluar kota,” jawabnya di laman messenger nya saat
disambangi wartawan, Sabtu (03/03) malam.
Pantauam
wartawan, puluhan lapak pedagang porak poranda akibat perbuatan pelaku
pengrusakan. Sebagaian barang milik pedagang seperti seng, kayu dan barang lain
hilang.
Belum
diketahui pelaku pengrusakan. Namun saat dipergoki pelaku pembawa seng milik
pedagang, nama Ali Geno disebut-sebut sebagai orang yang memerintahkan
pengangkatan seng.
“Saya
supir mobil milik Ali Geno bang,” kata supir Pick-up BK 9406 CW yang
mengangkati seng-seng milik pedagang. Ali Geno sendiri adalah Ketua Persatuan
Pedagang Tradisional Medan (P3TM) Pasar Marelan.
Masalah
pedagang di Medan Marelan memang terbilang komplit. Selain harga meja dan kios
yang mencekik leher, para pedagang juga hingga kini belum mendapatkan kepastian
atas lapak dagangan yang dijanjikan PD Pasar Medan.
Padahal,
gedung Pasar Induk Mini Marelan sudah rampung dibiayai dana APBD Medan
senilai Rp. 20 miliar lebih. Namun
anehnya, pembangunan lapak dagangan di dalam gedung ini dilakukan oknum-oknum
yang mengaku pengurus organisasi pedagang dengan mematok harga meja dan kios dagangan
mencapai puluhan juta.
Janji-janji
Pemko Medan akan meresmikan gedung Pasar Induk Mini Marelan juga tak
terlaksana. Demikian juga dengan rencana relokasi pedagang tak kunjung
terlaksana karena tak selesainya pembangunan lapak dagangan. (PS/TIM)
