POSKOTASUMATERA.COM.MEDAN - Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumatera Utara
di bulan April 2018 terkendali. Hal ini terutama didukung oleh pasokan bahan
makanan yang memadai. Kondisi tersebut sejalan dengan pola historisnya
yang masih berada dalam periode panen. Secara bulanan inflasi tercatat 0,06%
(mtm), sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 0,10%
(mtm). Dengan perkembangan tersebut, sampai dengan periode laporan inflasi
tercatat sebesar 0,43% (ytd) atau 4,43% (yoy), masih berada dalam kisaran
sasaran inflasi Bank Indonesia, yaitu sebesar 3,5% + 1% (yoy)
Pernyataan ini dikatakan Kepala Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi
Sumatera Utara Arief Budi Santoso
dalam siaran persnya kepada wartawan Rabu (2/5/2018) di Medan.
Ditambahkannya, secara spasial, inflasi terjadi di Kota Pematang Siantar
sebesar 0,56% dan Kota Padang Sidimpuan sebesar 0,76%. Sementara
Kota Medan dan Kota Sibolga mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,01% dan 0,64%. Sumber inflasi di bulan ini terutama
berasal dari kelompok administered prices dan core
inflation. Sementara sumber penahan inflasi berasal dari kelompok volatile
food.
Kelompok volatile foods (VF) tercatat
deflasi 0,72% (mtm) berbeda arah dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi
1,23% (mtm). Penurunan harga terutama terjadi pada sub-kelompok bumbu-bumbuan
seperti cabai merah dan cabai rawit dan sub-kelompok ikan segar. Hal ini
didorong oleh aktivitas panen yang berlangsung sesuai dengan polanya serta
kondusifnya cuaca sehingga pasokan cabai dan ikan di pasaran masih cukup baik.
Namun demikian, masih terdapat tekanan pada kelompok VF berasal
dari komoditi bawang merah seiring dengan kegagalan panen komoditi tersebut di
beberapa sentra produksi. Sehingga secara tahunan, inflasi pada kelompok VF
masih tercatat relatif tinggi, yaitu 9,22% (yoy).
Sementara itu, tekanan inflasi Administered Price cenderung
meningkat yaitu mencapai 0,72% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan
sebelumnya 0,22% (mtm). Meningkatnya tekanan administered price terutama
disebabkan oleh peningkatan tarif angkutan udara yang ditengarai dipicu oleh
kenaikan permintaan tiket pesawat untuk keperluan perayaan Cheng Beng pada 5
April 2018. Andil inflasi angkutan udara tercatat sebesar 0,12% (mtm).
Selain itu,tekanan pada administered price juga
didorong oleh masih terasanya dampak lanjutan kenaikan harga Pertamax sebesar
Rp300,- pada akhir bulan Februari. Secara tahunan, inflasi pada kelompok administered
prices mengalami tren penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu
dari 5,96% (yoy) tahun 2017 menjadi 4,47% (yoy).
Di sisi lain, kelompok core inflation relatif
terjaga didukung ekspektasi inflasi terkelola dengan baik. Secara bulanan
inflasi inti tercatat sebesar 0,14% (mtm), relatif stabil dari bulan sebelumnya
yang tercatat sebesar 0,18% (mtm). Secara tahunan, inflasi inti tercatat
relatif rendah, yaitu 1,86% (yoy).
Ke depan, inflasi diyakini dapat tetap terkendali dan berada
pada sasarannya, yaitu 3,5%±1% (yoy), namun tetap mewaspadai potensi tekanan
inflasi pada bulan Ramadhan. Untuk itu, dalam rangka mitigasi lonjakan harga
khususnya menyambut Ramadhan dan Lebaran, KPw Bank Indonesia Sumatera Utara dan
Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melakukan upaya pengendalian inflasi
sesuai roadmap yang telah disusun. Dalam jangka pendek, upaya
pengendalian difokuskan pada pengelolaan pasokan dan distribusi bahan kebutuhan
pokok,”terang Arief.(PS/iza)