Rusuh Rutan Mako Brimob Tewaskan 5 Polisi, 1 Sandera Dibebaskan Luka-luka

/ Kamis, 10 Mei 2018 / 00.53.00 WIB
 
Konferensi Pers Kadiv Humas Mabes Polri di Mako Brimob Kepala Dua Depok.

POSKOTASUMATERA.COM-JAKARTA-Kerusuhan di Rumah Tahanan (Rutan) Markas Komando Brimob Kelapa Dua Depok, sejak Selasa (08/05) malam menewaskan lima polisi diakibatkan mengalami luka di berbagai bagian tubuh oleh senjata tajam para pelaku kerusuhan. Sementara 1 polisi yang disandera dibebaskan dengan keadaan luka-luka setelah dilakukan negosiasi alot, Kamis (10/05) dinihari.

Polisi yang sempat disandera tahanan, Bripka Iwan Sarjana dilarikan ke RS Bayangkara Kramat Jati untuk mendapat pertolongan medis. 


Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen M Iqbal dalam konfrensi pers di Mako Brimob, Rabu (9/5) mengatakan, mayoritas korban tewas mengalami luka akibat sajam di leher,  luka itu sangat dalam.

Memang ada luka akibat tembakan di kepala dan di dada kanan. Namun mayoritas korban luka senjata tajam di sekujur tubuh. "Mayoritas rekan kami yang gugur luka pada sekujur tubuh, paha, lengan, jari akibat senjata tajam. Silakan rekan-rekan media menyimpulkan apakah ini perbuatan manusiawi atau tidak. Tapi sekali lagi, kami hormati proses negosiasi yang kami kedepankan," ujarnya.

Sementara Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menegaskan, luka senjata tajam itu seperti bacokan. Bahkan ada korban yang disayat kakinya.

"Seperti luka dibacok, ada yang ditembak, ada satu orang macam-macam (luka, red) ada kaki disayat. Nanti dokter (forensik) yang menjelaskan," ucap Setyo.

Adapun korban tewas akibat rusuh di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok adalah, Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji Siswanto, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi, Brigadir Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo Nugroho, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli dan  Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas. 


Polri masih melakukan negosiasi terkait penyanderaan Bripka Iwan Sarjana oleh napi teroris. Penyanderaan ini buntut dari rusuh di Mako Brimob pada Selasa (8/5).

Dilanjutkan, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, dia mendapat info awal mula kerusuhan terjadi karena adanya keributan yang dilakukan tahanan karena urusan makanan. 


Tahanan kasus terorisme Wawan, tersangka kasus Bom Pandawa, disebut Setyo menjadi pemicu keributan sehingga mempengaruhi tahanan/napi lainnya. 

"Siang atau sore, ini kan ada makanan yang dititip keluarga. Katanya nitip ke Pak Budi (petugas). Pak Budi sedang tidak tugas atau sedang keluar, jadi dicari-cari nggak ada. Dia bikin ribut, goyang-goyang, si Wawan (menanyakan) mana titipan makanannya. Ribut, ribut, sehingga memicu yang lain," ujarnya. 

Pada sore ke malam hari, napi/tahanan terorisme mulai menjebol terali sel. Mereka juga menyerang polisi penjaga yang sedang berpatroli di blok tahanan. "Ada yang bawa senjata tajam juga. Di dalam mungkin sudah disiapin." ujar Setyo. 


Sementara itu, satu anggota Densus 88, Bripka Iwan Sarjana, masih disandera. Satu napi teroris yang tewas karena melakukan perlawanan kepada petugas adalah Abu Ibrahim alias Beny Syamsu

Siapa Wawan yang memancing napi/teroris berbuat onar? Setyo sebelumnya menjelaskan Wawan adalah anggota kelompok JAD Bandung. Sedangkan Abu Ibrahim, yang berasal dari Pekanbaru, juga anggota JAD.

Irjen Setyo Wasisto menuturkan polisi kesulitan mendekat ke Rutan Mako Brimob. "Polisi tidak bisa mendekat, rutan dikuasai oleh mereka," katanya.

Sampai pukul 22.00 WIB, belum ada kabar soal kondisi terakhir Bripka Irwan Sarjana, yang disandera teroris. Sebelumnya, anggota Densus 88 Antiteror tersebut dinyatakan dalam kondisi baik. Sampai saat ini polisi masih terus bernegosiasi dengan napi teroris. "(Kondisi yang disandera) masih dalam pengawasan kita," imbuhnya. (PS/NET)


Related Posts:

Komentar Anda