POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN- Staf Khusus Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Dita Indah Sari menyatakan, para aparatur desa masih banyak yang takut berinovasi dalam menggunakan dana desa karena khawatir keluar dari tupoksi penggunaan dana desa. Padahal, anggaran untuk penguatan dan pemberdayaan desa itu sangat besar.
“Dana desa itu berkah tapi sekaligus juga bisa menjadi bencana bila salah sasaran dalam penggunaannya. Karena setiap penggunaan dana desa harus jelas laporannya. Sistem pelaporannya pun berjenjang dengan pengawasan yang begitu ketat,” ujar Dita dalam pengarahannya di acara Sosialisasi Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis Desa (P2KTD) dan Rapat Koordinasi Program Inovasi Desa, yang diikuti sekitar 80 peserta dari fasilitator kabupaten, camat, tenaga ahli, dan pendamping teknis se-Kabupaten Serdang Bedagai, Kamis (27/9), di Aula Hotel Theme Park, Pantai Cermin, Serdang Bedagai.
Di Kementrian Desa, kata Dita, sangat banyak program-program pelatihan. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan SDM aparatur desa, pendamping dan kader pemberdayaan masyarakat desa, yang memiliki kecakapan dalam membuat perencanaan, pengelolaan dan pelaporan untuk tiga program andalan inovasi desa, yakni program kewirausahaan, infrastruktur dan sumber daya.
Jadi, lanjut Dita, inovasi itu bisa dilakukan dalam pengembangan kewirausahaan masyarakat desa, apa potensi paling bagus untuk dikembangkan agar dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Untuk infrastruktur juga tidaklah diterjemahkan hanya pembangunan fisik jalan, got atau bangunan pemerintahan desa saja, tapi dapat juga dikembangkan untuk pembangunan yang lain yang berhubungan untuk peningkatan kemajuan desa, misalnya untuk penyediaan air bersih dan lainnya.
Sedangkan untuk program sumber daya juga akan melibatkan banyak pihak, seperti ibu-ibu PKK, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pengurus posyandu dan lainnya yang perduli pemberdayaan desa.
Program yang telah disiapkan juga sangat banyak, seperti kampanye cuci tangan pakai sabun, kampanye sehat itu murah, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan bagi ibu-ibu hamil dan lainnya.
“Di pemerintahan saat ini, ada 16 kementerian yang memiliki program yang berujung pada penguatan desa, dan itu semuanya terkoordinasi di Kementerian Desa. Jadi saya harap kita semua jangan takut untuk berinovasi dalam menjalankan program desa,” ujar Dita.
Sementara itu, Bupati Serdang Bedagai, Ir H Sukirman, di acara itu juga menyatakan, tanpa inovasi sebuah desa akan sulit berkembang dan maju. Tetapi, sebuah inovasi tidak akan bisa berjalan maksimal tanpa ada pendamping teknisnya. Karena dalam berinovasi haruslah ada pengetahuan, keahlian dan kecakapan.
Sukirman mencontohkan sejumlah desa di pulau Jawa yang telah berinovasi. Misalnya ada desa yang dikenal sebagai desa bahasa Inggeris, ada desa yang membangun sebuah bangunan mirip Istana Negara, serta ada desa yang menarapkan sistem pariwisata unik, di mana setiap penduduk menyediakan 1 kamar di rumahnya sebagai tempat menginap untuk 2 orang tamu dari luar daerah selama 1 hari 1 malam.
Tugas setiap masyarakat yang mendapatkan tamu, pada pagi membawa tamu mereka untuk melihat dan belajar cara membatik pakaian, kemudian diajak ke sawah atau ladang membajak, diajak ke sungai untuk mandi dan berenang, serta pada malam hari diperkenalkan dengan tarian daerah setempat.
“Desa-desa itu yang sebelumnya tidak banyak orang mengenalnya akhirnya kini menjadi desa-desa yang banyak dikunjungi orang baik dari dalam maupun luar negeri. Desa-desa itu akhirnya berkembang dan maju serta menjadi rujukan orang untuk dikunjungi. Itulah kekuatan inovasi yang dilakukan para inovator di daerah-daerah itu,” jelas Sukirman.
Sukirman juga mengajak semua pihak menjadi inovator-inovator untuk memajukan daerahnya masing-masing. Dan inovasi yang dilakukan haruslah diupayakan yang orisinil.
“Untuk Serdang Bedagai ini, saya juga memiliki cita-cita membuat embung di Sungai Ular. Dan saya sudah berkomunikasi dengan Bupati Deliserdang dan juga mendapatkan dukungan. Saya memiliki impian bila embung di Sungai Ular sudah terbangun, akan kita jadikan sebagai objek wisata. Disana nanti akan kita siapkan angkutan sungai dan pengunjung bisa sambil mencicipi makanan. Kita datangkan juga lumba-lumba air tawar untuk memancing mancanegara datang,” kata Sukirman.
Nantinya, lanjut Sukirman, pengelolaan pariwisata di objek embung itu akan dikelola oleh Bumdes se-Sergai. Bumdes-Bumdes menjadi pemegang sahamnya dan keuntungan yang didapat akan dibagi secara merata sehingga Sergai akan semakin maju.
“Karenanya, saya sangat berterima kasih kepada Ibu Dita Indah Sari selaku staf khusus Kementerian Desa, Pemberdayaan Desa Tertinggal dan Transmigrasi yang telah bersedia untuk mendukung impian ini melalui program inovasi di Kemendes. Karena anggaran untuk pembangunan embung ternyata ada di Kementrian Desa,” ujar Sukirman.
Acara sosialisasi yang direncanakan berlangsung selama 2 hari ini dibuka secara resmi oleh Bupati Sergai Ir H Sukirman, ditandai dengan pemukulan gong yang didampingi Stafsus Mendes, Dita Indah Sari, Kadis PMD Sergai, tenaga ahli pendamping desa dan sejumlah camat.
Usai acara sosialisasi, Stafsus Mendes, Dita Sari selanjutnya menghadiri acara Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa yang digelar di Kecamatan Tebing Tinggi yang dilaksanakan Balai Pelatihan Masyarakat Pekan Baru bekerjasama dengan Satker PMD dan Tenaga Ahli Pendamping Desa Sergai. (PS/HASAN BASRI)