
POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Kepala
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Kadisdukcapil) Sumatera Utara (Sumut) Dr
Ismael P Sinaga menekankan kepada seluruh Disdukcapil kabupaten/kota untuk
menyiapkan profil kependudukan dengan baik, bukan sekadar pelayanan
administrasi. Dalam hal ini analisis data di beberapa sektor kedinasan perlu
disiapkan.
“Disdukcapil
ini an sich (pada hakekatnya), hanya mengurusi pencatatan
sipil dan kependudukan. Tetapi kenyataan ini selalu dijauhkan. Padahal
Disdukcapil itu lebih dari sekadar cata mencatat dan pelayanan seperti KTP, KK,
Akte Kelahiran dan data (biasa),” ujar Ismael saat membuka Rapat Penyusunan
Profil Perkembangan Kependudukan dan Penyusunan Data Agregat Kependudukan (DAK)
per Semester tingkat Provinsi, di Hotel Madani, Medan, Kamis (27/6).
Tugas dari
lembaga ini, kata Ismael, harus lebih proaktif. Mengingat selama ini pola pikir
terhadap Disdukcapil yang terbanyak adalah pelayanan semata. Padahal menurutnya
pengelolaan informasi menjadi satu tolok ukur bahwa dinas ini, baik di provinsi
dan kabupaten/kota sangat penting. Karena itu, untuk peningkatan kinerja, harus
ada regulasi seperti peraturan kepala daerah, agar basis data lebih informatif
dan dianalisis.
“Jadi nanti
profil yang disusun itu, bisa digunakan untuk sektor kesehatan, pendidikan,
sosial dan ketenagakerjaan. Jadi ada analisis data di sana. Karena bagaimana
kita (pemerintah) mau membuat kebijakan kalau tidak ada informasi kependudukan.
Apalagi kita ada 31 elemen data kependudukan yang bisa digunakan oleh lembaga
lain seperti BPS (Badan Pusat Statistik),” katanya.
Adapun
elemen data tersebut diantaranya mulai dari nama, alamat, jenis kelamin, nama
orang tua, data biometrik berupa sidik jari dan iris mata, hingga elemen lain
yang memuat rahasia pribadi seseorang. Dengan dasar itu, Ismael menekankan
harus ada perbaikan setiap tahunnya.
“Bayangkan
saja misalnya, dari mana orang dapat data warga miskin tanpa data dari
Disdukcapil. Makanya kita sebagai otoritas tunggal terhadap data itu harus
siap. Jadi saya ingatkan, agar buku profil kita (di kabupaten/kota) tahun depan
harus lebih baik. Salah satu indikatornya adalah buku profil,” sebut Ismael.
Ismael juga
berharap ada penambahan sektor selain dari empat yang disebutkan sebelumnya.
Sehingga kinerja lembaga yang dibawahi Ditjen Disdukcapil ini diukur dari
berapa sektor yang dianalisis dari data yang dimiliki. Karena tanpa itu, akan
sulit membuat perencanaan yang dilakukan dinas terkait serta Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda).
Sementara
mewakili para pemateri dari USU, Onan M Siregar bersama Hatta Ridho
menyampaikan bahwa di negara lain, lembaga kependudukan merupakan kunci data
kewarganegaraan. Sehingga semua basis data yang dibutuhkan untuk menganalisis
kondisi warga negara, berikut kompleksitasnya lebih akurat.
Acara ini
berlangsung selama dua hari selama 27-28 Juni 2019. Seluruh peserta dari
seluruh kabupaten/kota diminta menyiapkan profil kependudukan dengan memuat
analisis sejumlah sektor kedinasan. Untuk tahun depan, sektor terkait perlu
ditambah, seperti pertanian, pariwisata dan seterusnya, untuk keperluan
pendataan. (PS/DIAN)