Histori Lahirnya KNPI

/ Selasa, 23 Juli 2019 / 13.48.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Sudah jadi pekerjaan Mayor Jenderal Ali Moertopo untuk menjalin persatuan dan kesatuan semua golongan, tentu saja demi stabilitas daripada kepresidenan Soeharto. Pentolan organ intel legendaris bernama Operasi Khusus (Opsus) ini juga tak ragu mendekatkan diri kepada pemuda-pemuda terpilih.

Para pemuda yang dekat dengan Ali antara lain berasal dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Mereka suka diskusi dan Ali suka mereka.

Menurut M Ali Akbar, dalam Biografi Politikus dan Budayawan Ridwan Saidi (2018:5), diskusi-diskusi itu berlangsung di Cipayung, Bogor.

"Sehingga kelompok ini disebut kelompok Cipayung," tulis Ali Akbar.

Cipayung sendiri bukan tempat asing bagi orang intelijen. Seperti dicatat Ken Conboy dalam Intel: Menguak Tabir Intelejen Indonesia (2007:64), ada sebuah tempat liburan Dewi Sukarno (istri Presiden Sukarno) di Cipayung yang dijadikan tempat latihan intel Indonesia. Seorang intel Israel bahkan pernah melatih intel Indonesia di sana. Tentu dulu tak banyak yang tahu kalau Cipayung sering dipakai sebagai tempat latihan intel. Namun pemuda melek politik dari masa lalu, tentu tahu kelompok Cipayung dan apa saja kegiatan yang sering dilakukan di sana.

Karena banyaknya organ pemuda dari berbagai latar belakang, muncul ide untuk membuat induk dari kelompok-kelompok ini. Ali Moertopo beruntung punya kolega bernama Midian Sirait. Pada 1973, mantan pejabat kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) ini adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Gotongroyong (DPRGR). Bekas tentara pelajar di Sumatra Utara ini yang kemudian punya usul pembentukan induk dari semua organiasi pemuda.

“Yang kami inginkan adalah suatu organisasi yang menampung kader-kader dari masing-masing partai atau masing-masing organiasi pemuda dan mahasiswa yang ada," tulis Midian dalam autobiografinya yang disusun Ramadhan KH dkk, Demi Bangsa: Liku-Liku Pengabdian Prof. Dr. Midian Sirait: Dari Guru SR Porsea sampai Guru Besar ITB (1999:198)

Ali Moertopo suka dengan ide Midian itu. Menurut Ali Akbar (2018:22), sebagai Wakil Kepala Badan Koordinasi Intelejen Negara (BAKIN) merangkap kepala Opsus, Moertopo punya kehendak organisasi yang dimaksud haruslah menjadi “wadah tunggal” bagi organisasi kepemudaan.

Akhirnya para tokoh pemuda seperti Akbar Tandjung, David Napitupulu, dan lainnnya berkumpul. Maka, pada 23 Juli 1973 terbentuklah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Ketua pertamanya adalah David Napitupulu.

“Ali Moertopo dapat disebut sebagai 'bidan' lahirnya KNPI. Dia menungguinya ketika KNPI lahir dan selalu memberi pengarahan yang dibutuhkan,” tulis Krissantono dalam buku Di Atas Panggung Sejarah: Dari Sultan ke Ali Moertopo (1991:154).

KNPI bukan satu-satunya contoh "obsesi" Ali Moertopo soal wadah tunggal. Di luar kelompok pemuda, ada Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI) di dunia kaum buruh, di dunia usaha ada Kamar Dagang dan Industri (Kadin), di dunia pertanian ada Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), dan di wilayah gerakan perempuan ada Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Menurut Cosmas Batubara, dalam Panjangnya Jalan Politik, Ali Moertopo adalah inspirasi dari wadah tunggal.

Di hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1974, KNPI menyelenggarakan kongres pertama mereka. Di momen itu pula, AD/ART mereka tersusun. “Sejak itu KNPI menjadi wadah tunggal organisasi pemuda, dan ormas mahasiswa terserap di dalamnya,” tulis Didik Supriyanto dalam Perlawanan Pers Mahasiswa: Protes Sepanjang NKK/BKK (1998:37). Jadi semua organisasi “baik-baik” zaman itu haruslah ikut dalam KNPI.

Sebagai anak kandung dari orde baru, KNPI jelas dekat dengan pemerintah daripada Presiden Soeharto. Ketika muncul isu pemberian gelar kepada Jenderal Soeharto sebagai Bapak Pembangunan pada 1981, KNPI ada. Kala itu Ketua KNPI adalah Akbar Tanjung dan Ali Moertopo bukan lagi kepala Opsus—karena Opsus bubar—melainkan sebagai Menteri Penerangan.(NET/PS/RIADI)

Related Posts:

Komentar Anda