Bangkai babi tersebut hanyut di sungai Bedera dari hulu menuju paluh gayau dan muara Siombak. Ketika mendapat laporan dari Nelayan Sungai Bedera, Ketua HNSI Sumut langsung turun ke lokasi.
Memakai sampan milik nelayan, Fahri menyusuri sungai Bedera untuk membuktikan laporan tersebut. Saya tidak habis pikir, baru saja sungai ini kami bersihkan Selasa 12/11 sudah ditemukan puluhan bangkai babi yang mengapung di sungai ini.. Bangkai ini masih banyak yang baru 1atau 2 hari mati.
Apa yg dilakukan pemerintah (Dinas KPP).
Apa keluhan nelayan ini tidak menjadi perhatian. Apakah nelayan harus ramai2 kekantor KPP...?
Kenapa tidak ada penyelesaian.
DPD HNSI Sumut, sangat kecewa dengan kinerja KPP dan Dinas LH.
Saya mengusulkan kepada Yth. Bapak Gubsu untuk mengambil langkah dengan mengganti pejabat2 yang tidak mampu menjalan kan tupoksinya..
Kami (nelayan) sudah menjadi korban, hasil tangkapan nelayan tidak laku dipasar.
Apa yang terjadi selanjutnya jika hal ini terus menerus berlanjut.
Afri, (40 THN) nelayan yang tinggal di lk. 13 sungai Bedera mengatakan bahwa sekitar pukul 16.30, kami melihat puluhan bangkai babi yang hanyut di sungai Bedera ini.
Selanjutnya kami menghubungi ketua HNSI..
Afri juga mengatakan tolong kepada pemerintah maupun polisi tangkap saja yang membuang bangkai babi ini. Air sungai ini kami gunakan juga utk keperluan masyarakat disini. Bagaimana nasib kami ini, keluh Afri.(PS/DIAN)
