Ustadz Abdul Somad Ziarah ke Tuan Guru Batak di Simalungun
POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN - Disela-sela kesibukan dan jadwal yang sangat padat mengisi tabligh akbar keliling Indonesia bahkan dunia, Ustadz Abdul Somad LC MA atau akrab disebut UAS, menyempatkan silaturrahim ke Pondok persulukan Serambi Babussalam Simalungun. UAS datang dan langsung berziarah ke makam Tuan Guru Batak pertama Serambi Babussalam Allahuyarham Syekh Abdurrahman Rajagukguk al-Khalidy Naqsyabandi Qs di Desa Jawa Tongah Kecamatan Hatonduhan Simalungun pada Rabu, 13 November 2019 kemarin.
UAS tampak begitu khusyu' berdoa di Makam Allahuyarham Ayahanda Tuan Guru Batak Pertama persulukan yang sudah sering di-jiarahi para tokoh ini. Demikian keterangan tertulisTuan Guru Batak (TGB) Syekh Dr Ahmad Sabban elRahmaniy Rajagukguk MA, yang diterima Poskotasumatera, Kamis (14/11/2019) di Medan.
"UAS memimpin doa dengan khusyuk di Makam Tuan Guru dengan membaca beberapa ayat Alquran dan kemudian zikir - tahlil secara berjemaah. Kemudian kami keliling pondok, ke Masjid dan keruangan saya serta saya memberikan Ulos sebentuk penghormatan," ungkap TGB Ahmad Sabban.
UAS ditemani langsung oleh Tuan Guru Batak ke 2 pewaris kemursyidan persulukan Serambi Babussalam Simalungun yakni al-Faqir Tuan Guru Batak (TGB) Syekh Dr Ahmad Sabban elRahmaniy Rajagukguk MA beserta para khalifah dan jemaah.
Tampaknya UAS begitu nyaman di pondok dan beberapa kali memerintahkan ajudan atau tim-nya untuk mem-photo. UAS tetap nyantai dan senyum, di-tengah adanya kode dari timnya yang sepertinya sudah terdesak dengan jadwal yg begitu padat. Lagi-lagi, UAS begitu bersahaja menikmati relaksasi ziarahnya sekaligus ingin menunjukkan adab-adab keteladanan dan kemuliaan. "UAS ini, ulama dan guru kita yang mengajarkan kemuliaan adab serta senantiasa kita doakan," ungkap TGB.
TGB menyatakan teringat waktu Presiden ke 6 Bapak SBY ke-pondok baru-baru ini, di mana dalam pengawalan ketat Paspampres dan memberi kode ke SBY bahwa waktu dipondok sudah habis karena sudah hampir 2 jam. Lagi-lagi SBY, dihadapan jemaah berkata, "Paspampres, saya tegaskan kepada anda bahwa saya ingin lebih lama lagi disini bersama Tuan Guru." Semua jemaah mendengar dan menyaksikan itu.
Bapak SBY sangat menyadari bahwa ziarah dan berkunjung ke persulukan itu jangan dianggap main-main. Ini kunjungan sakral dan penuh keberkahan. Oleh karenanya sangat penting menjaga adab atau akhlak. "Bahwa sesungguhnya, orang datang ziarah itulah yang beruntung apalagi ziarah ke makam Wali dan Ulama, siapapun orangnya dan apapun pangkat serta jabatannya," tambah Syekh Dr Sabban Rajagukguk.
Dari ziarah UAS ini, lanjut TGB, semakin meneguhkan betapa penting ziarah kepada ulama dan terutama penghormatan beliau terhadap ulama-ulama sufi. Sekaligus, Allah menunjukkan bahwa para ulama, wali dan ahli zikir, mereka senantiasa hidup disisi Allah dan memperoleh karunia rejeki dari Tuhan-nya. Mereka tidak pernah takut dan tidak pernah bersedih.
Pada kesempatan itu, Syekh Dr Ahmad Sabban elRahmaniy Rajagukguk mengulosi Ustadz Abdul Somad Lc MA [UAS] di ruang TGB. Menurut TGB, pemberian ulos ini merupakan tradisi batak sebentuk doa, harapan dan penghormatan kepada tamu-tamu terhormat agar diberi Allah kiranya keberkahan. Ulos juga simbol kekerabatan, persaudaraan dan kerukunan.
"Umumnya, tokoh-tokoh yang datang ke pondok kita selalu kita ulosi sebagai bentuk penghormatan ciri khas batak, apalagi kita disebut sebagai Tuan Guru Batak yakni Tuan Guru atau ulama dari suku batak yang menjunjung tinggi adab-adab luhur kebatakan selama tidak menabrak syariat," ungkap TGB.
Ditanya bagaiman pandangan TGB terkait dengan kepribadian UAS yang dikenal dengan Da-i sejuta viewer ini. TGB, menegaskan bahwa UAS ini selain ulama muda kharismatik juga adalah ulama yang mempraktikkan dan mengajarkan adab-adab dan akhlak mulia.
"Beberapa tahun lalu sewaktu UAS Tabligh Akbar di Lapangan Adam Malik Siantar yang dihadiri 50 ribuan umat. UAS sudah bertanya ke-saya tentang lokasi pondok persulukan Serambi Babussalam Simalungun dan berapa jauh dari Kota Siantar," ujar TGB.
Kemudian dalam tausiahnya, tanpa sedikitpun diduga UAS juga memberikan penghormatan terhadap TGB sebagai Mursyid Thoriqoh, bahkan beliau menyebut Ahmad Sabban seorang Tuan Guru yang masih muda bergelar doktor dan rendah hati. "Semula saya ingin cium tangannya tapi dia-pula yang ingin mencium tangan saya." Begitu ungkap UAS waktu itu.
Begitu juga sewaktu UAS tabligh akbar di Hatonduhan Simalungun, juga bertanya dimana lokasi persulukan Tuan Guru. Selain, itu kami juga punya waktu lebih lama diskusi tentang suluk, thoriqah dan ziarah. Sebab, UAS sendiri berkata beliau juga pengamal thoriqah dan suluk. Di-tengah tausiahnya, tanpa diduga, UAS juga kembali memberikan penghormatan yang sama dan meminta jemaah agar belajar zikir ke Parsulukan Babussalam dan tidak berzikir tanpa guru.
Beberapa ulama besar menuliskan keseriusan untuk memperhatikan adab ini. Misalnya, ada kitab yang sangat masyhur “Ta’lim al-Muta’allim Thoriq al-Ta’lim” karya Imam al-Zarnuji. Imam al-Bukhari menulis suatu kumpulan hadis bernama “Adabul Mufrad”.
Ibnu Muqaffa’ menulis kitab “al-Adab as-Shaghir” dan “al-Adab al-Kabir”, yang disebut Rosailu al-Bulagho’. Imam al-Ghazali memiliki risalah kecil berjudul “Kitabul Adab” yang dimasukkan dalam kitab beliau “Roudhotut Thoalibin wa ‘Umdatus Salikin”.
Ibnul Jama’ah memiliki karya “Tadzkirotu as-Sami’ wa al-Mutakallim fi Adabi al’Alim wa al-Muta’allim”. Dan dari Nusantara KH. Hasyim Asy’ari menulis kitab yang judulnya mirip dengan judul kitab Ibnul Jama’ah. Judul kitab adabMbah Hasyim adalah “Adabul ‘Alim wal Muta’allim”.
Lalu apa pentingnya adab, sehingga para ulama salaf dahulu menaruh perhatian terhadap adab ini? Untuk memahami ini, disebutkan TGB bisa dimulai dari kisah sahabat yang ditulis dalam hadis Imam Muslim, berikut ini:
Suatu hari seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, seraya berkata, “Ya Rasulullah! Sungguh si fulanah itu terkenal banyak shalat, puasa, dan sedekahnya. Akan tetapi ia menyakiti tetangga-tetangga dengan mulutnya.” Maka berkatalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sungguh ia termasuk ahli Neraka.”
Kemudian laki-laki itu berkata lagi, “Kalau Si Fulanah yang satu lagi terkenal sedikit shalat, puasa dan sedekahnya, akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Sungguh ia termasuk ahli Surga.” (HR.Muslim).
"Ada satu pelajaran penting dari hadis di atas. Banyaknya ibadah tetapi adabnya rusak tidak membawa manfaat apa pun. Amalnya tidak bisa menyelamatkan dirinya, karena jiwanya buruk. Sebaliknya, jiwa yang bersih meski amalnya sedikit bisa menyelamatkan dirinya. Adab itu cerminan bathin dan ditampilkan dalam bentuk zhahir.
Tanpa adab atau akhlak, akan jauh dari keberkahan dan segalanya akan rusak serta sia-sia. Bahkan sangking pentignya adab, para ulama membuat kaedah bahwa lebih baik ilmu sedikit tapi adabnya baik dari-pada ilmu tinggi tapi adabnya buruk. Semoga kita semakin mengerti pentingnya adab dalam kehidupan karena dengan adab-lah, ilmu dan usaha barokah," jelas TGB. (PS/HASAN)