POSKOTASUMATERA.COM - TAPANULI SELATAN - Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) merupakan salah satu kawasan di Provinsi Sumatera Utara yang masih menyimpan banyak potensi pariwisata. Salah satunya yang saat ini di gemari Wisatawan Domestik yakni Aek Sijorni. Wisata alam air terjun yang sejuk dan cukup menarik perhatian wisatawan dari luar daerah Kota/Kabupaten, bahkan Provinsi.
Kawasan wisata alam ini berada di Simpang Tolang, Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Menurut cerita, telah mendapat renovasi dengan anggaran yang cukup besar untuk pembangunan dari Pemerintah Daerah. Lokasi wisata air terjun yang telah di buat sedemikian rupa baik untuk menjadi sebuah destinasi wisata alam yang ramah lingkungan dan cukup menarik bagi wisatawan.
Ketika perubahan lokasi wisata menuju kepada penilaian yang baik, sudah sepantasnya memiliki rasa aman dan nyaman bagi wisatawan yang datang berkunjung untuk menikmati suasana lokasi wisata. Sudah tentu juga, akan menambah wisatawan dari luar kota/kabupaten, Provinsi, bahkan wisatawan mancanegara pun bisa datang berkunjung menikmati suasana air terjun Aek Sijorni.
Namun, keindahan Aek Sijorni seketika saja bisa hanyut dalam sebuah cerita dan citra buruk. Cerita dan citra buruk itu mencuat, sayangnya rasa aman dan nyaman wisatawan datang ke Aek Sijorni menjadi cibiran keras bagi daerah tersebut. Terutama bagi Forum Komunikasi Daerah (Forkopimda) Kabupaten Tapanuli Selatan, yakni pihak Pemerintah Kabupaten, Pihak Kepolisian Resor, Pihak Kodim, dan lainnya.
Cibiran wisatawan bisa menjadi sebuah momok buruknya pengawasan Forkopimda dalam menjaga objek wisata yang dapat menjadi sumber pendapatan daerah.
Seperti wisatawan domestik dari Kabupaten Labuhanbatu Selatan, wisatawan ini mengeluh dengan urusan praktik pungutan liar atau pungli masih terjadi di lokasi wisata Aek Sijorni. Wisatawan yang enggan dicantumkan namanya ini, menceritakan kedatangannya ke Aek Sijorni.
Baru tiba memakirkan mobil dan membawa keluarga untuk masuk ke lokasi. Menyeberang dengan jembatan titi yang belum layak untuk penyebrangan sebuah lokasi wisata. Wisatawan yang berasal dari Kabupaten Labuhanbatu Selatan ini sudah kena kutip oleh kumpulan pemuda yang alibinya menjaga jembatan.
"Saya banyak bawa keluarga, begitu mau masuk sudah kena kutip perorang disuruh bayar Rp.14.000,-. Kalau jumlah keluarga yang saya bawa ini sekitar 15 orang. Yang saya heran, belum masuk ke lokasi wisata sudah kena kutip. Lewat dari jembatan menuju ke lokasi ada juga kena kutip. Diakhir lagi, saya bawa 3 mobil bersama keluarga, bayar parkir sampai Rp.20.000,-. Cukup sekali ini saya ke Aek Sijorni,"ujar wisatawan yang enggan menyebutkan namanya dan diaminkan dengan wisatawan lain ketika dihampiri poskotasumatera.com.
Hal senada juga dikatakan Wisatawan domestik yang berprofesi sebagai guru disalah satu sekolah dasar negeri di Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta). Dia mengatakan, pungli tersebut sempat terhenti sewaktu tahun baru (Januari 2021).
"Sewaktu dijaga Satpol PP, enggak ada pungli disini. Ini sudah tidak ada yang jaga. Apa karena untuk hari - hari besar aja diberlakukan penjagaannya,"keluh wisatawan asal Kabupaten Paluta yang enggan juga disebutkan namanya oleh poskotasumatera.com.
Ketua DPD Provinsi Sumatera Utara Gerakan Ekonomi Kreatif Indonesia (Gekrindo) Dian Wahyudi meminta Forkopimda turun tangan untuk mengatasi keluhan para wisatawan.
"Forkopimda perlu turun tangan atasi pungli objek wisata di Aek Sijorni. Mengingat kondisi ini masih marak dan menjadi kendala para pelaku wisata ketika melayani wisatawan yang datang ke sana," kata Dian ketika dikonfirmasi via selularnya, Sabtu (3/7/2021) siang.
Menurutnya, praktik pungli tersebut dapat memperburuk citra dari Forkopimda daerah tersebut. "Ini bisa menjadi citra buruk para petinggi daerah tersebut. Atau bisa saja, ajang pungli ini menjadi sebuah lahan bagi-bagi oknum - oknum berseragam,"ujar Dian.
Jika tidak ingin citra buruk dan dituding dugaan adanya lahan bagi - bagi oknum berseragam, selayaknya pihak Forkopimda dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan yang datang berkunjung ke lokasi wisata Aek Sijorni.
"Sepatutnya, lokasi wisata dapat dibuat rasa aman dan nyaman wisatawan. Bukan membuat resah wisatawan. Saya minta Forkopimda bertangung jawab atas kejadian pungli tersebut,"tegasnya.(PS/Ricky)