POSKOTASUMATERA.COM – PAKPAK BHARAT : Literasi atau kemampuan baca tulis mengandung konsep yang luas. Keterampilan literasi mencakup mulai dari paling rendah sampai paling tinggi, yakni: mengenal huruf, mengeja, membaca cepat, memahami apa yang dibaca, mampu mengomunikasikan apa yang dibaca kepada orang lain dengan bahasa yang mudah difahami, dan mampu memanfaatkan hasil bacaan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Paparan ini dijelaskan,bahwa kompetensi
literasi yang paling kita idamkan adalah
kompetensi memanfaatkan hasil bacaan untuk kesejahteraan hidup
pembacanya.
Dalam hal ini lah masyarakat Pakpak Bharat yang pembaca
dapat berkontribusi bagi Pakpak Bharat
nduma yang kita cita-citakan bersama.
Mengapa literasi itu penting? Setidaknya ada 4 alasan.
Pertama, ciri masyarakat yang memiliki peradaban atau budaya tinggi itu salah
satunya adalah pada kompetensi baca tulis masyarakatnya yang memang tinggi.
Kedua, kompetensi literasi yang rendah berdampak pada
sikap anti sosial. Mereka yang seperti ini sulit diajak untuk melakukan
kebaikan atau pembaharuan di masyarakat.
Ketiga, kompetensi literasi yang rendah berdampak pada
sikap negatif terhadap pendidikan. Anak-anak yang tumbuh pada lingkungan
literasi yang buruk, pada umumnya menganggap sekolah hanya membuang-buang waktu
saja.
Keempat, kompetensi literasi yang rendah akan menjadikan
seseorang sulit memperoleh pekerjaan. Apabila mendapat pekerjaan, pada
umunya mereka akan memperoleh pekerjaan
dengan penfhasilan yang rendah.
Berkaitan dengan literasi, di Pakpak Bharat kita
mengamati 2 hal yang perlu kita benahi serius.
Pertama, masih banyak orangtua terutama ibu-ibu yang
memiliki kompetensi literasi Al Qur'an yang rendah. Oleh karena itu maka kita
perlu menyusun program yang sistematis bagi ibu-ibu mulai dari menamatkan Iqro'
1 sampai 6, membaca ayat demi ayat Al Qur'an sampai lancar dan khatam,
mempelajari isi kandungan al Qur'an ayat per ayat, mengungkapkan isi kandungan
Al Qur'an dalam bahasa yang mudah difahami anak/anggota keluarga mereka, dan
memanfaatkan isi kandungan Al Qur'an untuk kebahagiaan dan kesejahteraan hidup
keluarganya.
Bukankah ilmu tentang kebahagiaan hidup di dunia dan
kebahagiaan hodup di akhirat semua tertera pada Al Qur'an?
Rendahnya kompetensi baca tulis Al Qur'an akan berdampak
kepada tertutupnya kesempatan kita untuk memperoleh ilmu tersebut sehingga
tertutup pula kesempatan kita untuk memperoleh manfaat dari bacaan tersebut.
Oleh karena itu mari kita tuntaskan buta aksara Al Qur'an
di kalangan ibu-ibu. Pada sat yang sama mari kita lakukan program yang sama
untuk Bapak-bapak.
Bagi anak-anak kita yang pada umumnya telah mampu dan
lancar membaca Al Qur'an, mari kita tingkatkan mutu proses belajarnya ke tahap
komperensi literasi yang lebih tinggi, yakni kompetensi mengomunikasikan isi
kandungan Al Qur'an dalam bahasa yang mudah difahami pendengarnya dan
kompetensi memanfaatkan isi kandungan Al Qur'an untuk membentuk kepribadian dan
mengukir cita-cita hidupnya yang sejahtera lahir dan batin.
Hal kedua adalah kompetensi literasi Bahasa Indonesia maupun
asing. Kompetensi literasi berbahasa Indonesia anak-anak kita pada umumnya
masih rendah. Hal itu dibuktikan ketika kita membacakan sebuah bahan bacaan
kepada mereka dan mereka diminta untuk mengungkapkan kembali isi bacaan,
kebanyakan anak-anak kita masih kesulitan
Sampai di tingkat perguruan tinggi pun kita masih
menyaksikan kecenderungan copy paste yang menunjukkan lemahnya kompetensi
mengungkapkan kembali isi bacaan dalam bahasa sendiri sesuai konteks yang
dibutuhkan.
Hal ini menandakan bahwa kompetensi literasi yang lebih
tinggi yakni kemampuan memanfaatkan apa yang dibaca untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya masih jauh dari harapan.
Oleh karena itu kita harus membenahi kompetensi literasi
ini sejak kecil. Ibu-ibu diharapkan dapat melakukan kegiatan strategis ini.
Hal yang dapat kita lakukan adalah memberi kesempatan
bagi anak-anak untuk membaca sebanyak-banyaknya bahan bacaan di masa kecil
mereka.
Kita dapat mulai dari mengumpulkan buku bacaan
sebanyak-banyaknya, yang murah namun bermutu
secara bertahap. Di perwiridan misalnya, ibu-ibu dapat menyumbang uang
Rp. 4000 - Rp 6000 untuk membayar 1 buku. Apabila anggota perwiridan berjumlah
50 orang, maka dalam 1 Jumat saja telah terkumpul 50 buah buku. Dalam sebulan
terkumpul 200 buah buku.
Apabila 200 buku ini dipergilirkan penggunaanya, maka
pada bulan berikutnya, setiap Jumat seorang ibu sudah dapat membawa 4 buah buku
ke rumah untuk dibaca anaknya. Dalam sebulan seorang anak anggota perwiridan
mendapat kesempatan membaca 16 buku dan dalam setahun mendapat kesempatan
membaca 192 buah buku,.
Itu berarti bahwa dalam 9 tahun usia SD sampai SMP,
seorang anak Pakpak Bharat telah memiliki kesempatan membaca buku sebanyak 9 x 192 buah = 1728
buah buku.
Dengan cara itulah kita bahu membahu berkontribusi
memastikan jalur tempuh menuju Pakpak Bharat nduma, yakni jalur literasi bagi
anak-anak kita.(PS/K.TUMANGGER).