POSKOTASUMATERA.COM – PAKPAK BHARAT - Wakil Bupati Pakpak Bharat, H Mutsyuhito Solin, Dr, M.Pd membuka pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengarus Utamaan Gender (PUG) dan Focus Point di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat (25/08/2022). Rapat koordinasi ini diselenggarakan dalam upaya menggali partisipasi seluruh kalangan melalui pengakuan kesetaraan gender dalam pembangunan di Kabupaten Pakpak Bharat.
Sejumlah
Pejabat Eselon II, para Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah, dan pemangku
kepentingan lain turut menghadiri acara yang digelar di Aula Bappelitbangda
Pakpak Bharat ini.
Wakil Bupati
Pakpak Bharat, Mutsyuhito Solin dalam arahannya menjelaskan bahwa perumusan
perencana Pembangunan salah satunya harus dilakukan secara partisipatif, di
mana masyarakat memiliki hak untuk terlibat dalam tahapan perencanaan
Pembangunan Daerah tanpa melihat perbedaan masyarakat itu sendiri.
Pengarus
Utamaan gender ini merupakan strategi Pembanguan agar tidak ada lagi kelompok
yang tertinggal dalam Pembangunan. Melalui PUG ini kita berharap semua golongan
dan kelompok masyarakat, laki-laki dan perempuan, kelompok lansia, difabel dan
kelompok rentan lainnya dapat memperoleh akses partisipasi kontrol dan manfaat
dari Pembangunan, ucap Wakil Bupati menjelaskan.
Sebagaimana
diketahui bahwa Pengarus Utamaan Gender adalah strategi yang dilakukan secara
rasional dan sistematis untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam
aspek kehidupan manusia melalui kebijakan dan program yang memperhatikan
pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki untuk
memberdayakan perempuan.
Hal yang
sering disalah artikan di masyarakat adalah menyatakan bahwa gender sama dengan
jenis kelamin, mengartikan gender pasti selalu terkait dengan perempuan. Gender
bukan didasarkan pada perbedaan biologis, karena gender berbeda dengan jenis
kelamin. Gender adalah konsep yang mengacu pada pembedaan peran dan tanggung
jawab laki-laki dan perempuan yang dibentuk atau dikonstruksikan (rekayasa)
sosial dan budaya, dan dapat berubah dari waktu ke waktu.
Isu gender
merupakan permasalahan yang diakibatkan karena adanya kesenjangan atau
ketimpangan gender yang berimplikasi adanya diskriminasi terhadap salah satu
pihak (perempuan dan laki-laki). Dengan adanya diskriminasi terhadap perempuan
atau laki-laki dalam hal akses dan kontrol atas sumber daya, kesempatan,
status, hak, peran dan penghargaan, akan tercipta kondisi yang tidak adil
gender.
Isu gender
juga merupakan salah satu isu utama dalam pembangunan, khususnya pembangunan
sumber daya manusia. Walaupun sudah banyak upaya yang dilakukan Pemerintah
untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dan penguatan kapasitas kelembagaan
pengarusutamaan gender (PUG), namun data menunjukkan masih adanya kesenjangan
antara perempuan dan laki-laki dalam hal akses, partisipasi, kontrol, dan
manfaat, serta penguasaan terhadap sumber daya, seperti pada bidang pendidikan,
kesehatan, ekonomi, sosial budaya, dan bidang strategis lainnya. Adanya
ketertinggalan salah satu kelompok masyarakat dalam pembangunan, khususnya
perempuan disebabkan oleh berbagai permasalahan di masyarakat yang saling
berkaitan satu sama lainnya. Permasalahan paling mendasar dalam upaya
peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak adalah pendekatan pembangunan
yang belum mengakomodir tentang pentingnya kesetaraan antara perempuan dan
laki-laki, anak perempuan dan anak laki-laki dalam mendapatkan akses,
partisipasi, kontrol, dan manfaat pembangunan.
Maka PUG
diperlukan sebagai alat yang menciptakan suatu strategi agar dapat mewujudkan
pembangunan yang adil, efektif, dan akuntabel oleh seluruh penduduk, baik
perempuan, laki-laki, anak perempuan, dan anak laki-laki. PUG ditujukan agar
semua program pembangunan dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan kesempatan
dan akses perempuan terhadap program pembangunan, dengan adanya kendali dan
manfaat bagi perempuan.
PUG adalah
strategi yang dilakukan secara rasional dan sistematis untuk mencapai
kesetaraan dan keadilan gender dalam aspek kehidupan manusia melalui kebijakan
dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan
permasalahan perempuan dan laki-laki untuk memberdayakan perempuan dan
laki-laki mulai dari tahap perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan,
evaluasi dari seluruh kebijakan, program, kegiatan di berbagai bidang kehidupan
pembangunan nasional dan daerah.
Wakil Bupati
berpesan agar seluruh peserta dapat mengikuti acara ini sampai selesai.
Keseriusan
dari kita semua dalam upaya penuntasan masalah PUG ini mutlak diperlukan, saya
juga berharap kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah terkait supaya dapat
terus meningkatkan sinergi dalam mewujudkan pengarus Utamaan Gender sehingga
semua tantangan akan dapat dicarikan solusi dan jalan keluar sesuai dengan
kondisi Daerah kita, pesan Wakil Bupati diakhir arahannya.
(K.TUMANGGER).