POSKOTASUMATERA.COM-DELISERDANG-Program percepatan peningkatan jaringan irigasi yang ada di beberapa titik di Kabupaten Serdang Bedagai diduga kuat terkait pengelembungan anggaran (Mark Up) dan Issu tingginya uang "siluman" dalam pengadaan proyek yang di kelola kelompok P3A juga hangat Dibincangkan.
Pantauan awak media di beberapa titik kegiatan Kecamatan Perbaungan diduga kuat proyek yang dikerjakan terjadi praktek Mark up, di Kecamatan Perbaungan sendiri terdapat 16 titik kegiatan peningkatan jaringan irigasi yang di kelola kelompok P3A, salah satu contoh seperti di Desa Pematang Tatal terdapat 2 titik proyek masing masing senilai Rp 195.000.000,-
Di Desa ini, Kelompok P3A Bahagia Tani mengatakan peningkatan jaringan irigasi sepanjang 270 meter dengan tinggi pasangan 60 cm + pondasi 20cm, lantai 10cm, serta topi pasangan 25cm.
Dari spesifikasi bangunan tersebut ditaksir untuk satumeter kubik pasangan senilai Rp 1.400.000,- nilai pagu yang sangat fantastik.
Namun, yang terjadi dilapangan hasil fisik bangunan masih jauh jika dibandingkan dengan nilai proyek yakni Rp 195.000.000, per titik kegiatan.
Kuat beredar perbincangan dilapangan kalau kurangnya kualitas bangunan itu akibat tingginya uang"siluman" yang harus dikeluarkan kelompok P3A untuk terlaksananya kegiatan tersebut.
Salah satu ketua P3A yang ditemui dilapangan yang minta namanya tidak dicantumkan mengatakan kalau di Kabupaten Sergei sendiri terdapat 42 titik kegiatan peningkatan jaringan irigasi tahun 2023. Saat ini progres rata rata 70 persen, rata rata kegiatan dibebani potongan biaya.
Akibat tingginya beban tersebut ketua P3A ini bahkan mengaku untuk tahun berikutnya tidak akan mau lagi menerima proyek tersebut" kalau begini bang, tahun depan tidak lagi lah, pusing semua kami yang nanggung,"ungkapnya yang ditemui dilapangan.
Bahkan beberapa P3A enggan bertemu dengan awak media diduga kwatir akibat terbebani tanggungjawab yang besar tersebut, seperti halnya kegiatan P3A di Dusun IV Sei Sijengi Kecamatan Perbaungan, yang diketuai Tumiran dan P3A Desa Tanah Merah yang diketuai Rusmanto.
Sementara Sahat Hamonangan Sinaga selaku KBM dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera Utara yang memegang setidaknya 16 titik Kegiatan P3A, yang dikonfirmasi awak media mengaku sedang mengurus pemberkasan tahap 2. (PS/HS/P Limbong)