POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN -Wakil Sekretaris Internal DPC PDIP Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut) M Syukril Jamil, SH menilai kebijakan DPP PDIP memecat Budiman Sudjatmiko arogan dan tergesa-gesa.
"Kami menganggap DPP PDIP terlalu arogan dan tergesa-gesa ketika memecat Budiman Sudjatmiko. Harusnya DPP PDIP berdiskusi dan mengklarifikasi langkah langkah Budiman tersebut, seorang Sukarnois seperti Budiman pasti sikap dan langkah politiknya berlandaskan ideologi marhaenisme dan cara pandang Sukarno," jelas Syukril dalam keterangan tertulisnya di Medan, Jum'at (25/8/2023).
Menurut Syukril, Budiman merupakan tokoh yang punya pengaruh di kalangan kader ideologis dan generasi milineal.
"Banyak kader internal dan milineal yang tertarik masuk PDIP karena sosok Budiman yang di kenal cerdas, visioner, berani dan juga punya jejak rekam sebagai ikon perlawanan terhadap rezim Orde Baru," jelas Syukril.
Dia menjabarkan, gagasan Budiman yang visioner terlihat dari pernyataannya mengenai pergeseran peta politik dunia yang bergerak dari uniporal menuju multiporal. Indonesia harus mengambil peran aktif dan terlibat dalam mengatur dan menyusun tatanan dunia baru yang setara dan bersifat keadilan.
Untuk itu, perlu sosok pemimpin yang punya pola pikir dan kepemimpinan strategik yang mampu mengantisipasi, memiliki visi, mempertahankan fleksibiltas, memberi kuasa kepada orang-orang untuk menciptakan perubahan strategis yang di anggap perlu.
"Kami kader internal PDIP sependapat dengan Bung Budiman, bahwa sosok kepemimpinan strategik itu ada pada Prabowo. Sebab, visi Prabowo yang tertuang dalam buku Paradoks Indonesia menggambarkan kedalaman pengetahuan beliau tentang peta politik dunia dan langkah-langkah yang harus diambil Indonesia untuk merebut kepemimpinan dunia," ujarnya.
Dijelaskannya, seperti apa yang digambarkan Prabowo dalam bukunya itu, Indonesia punya potensi kekayaan alam yang melimpah, tetapi kekayaan itu lebih banyak mengalir ke luar.
"Demokrasi kita juga tergadai dan dikuasai pemodal besar. Prabowo memiliki gagasan bagaimana kita sebagai bangsa bisa mengatasinya, agar cita-cita Indonesia Emas 2045 bisa tercapai. Gagasan dan pokok-pokok pikiran Prabowo inilah yang ditangkap oleh Budiman sebagai sebuah solusi, dan untuk bisa mencapainya dibutuhkan persatuan nasional serta sosok kepemimpinan strategik, yakni Prabowo," jelas Syukril.
Syukril mengaku khawatir, dengan keputusan yang arogan dan tergesa-gesa dari DPP PDIP memecat Budiman Sudjatmiko, tidak ada lagi penjaga moral dan ideologi di partai banteng ini, sehingga ke depan PDIP hanya berisi orang-orang pragmatis yang bekerja demi elektoral semata.
Secara terpisah, Ketua Presidium Pusat Relawan Persatuan Nasional Muhammad Ikhyar Velayati menyatakan, bahwa ia sudah menduga pemecatan terhadap Budiman Sudjatmiko oleh DPP PDIP akan berdampak pada internal PDIP sendiri.
Sebab, sebut Ikhyar, Budiman adalah sosok tokoh yang dianggap mampu memahami ideologi marhaenisme dan cara pandang Soekarno. Sehingga Budiman merupakan sosok penjaga moral dan ideologi di PDIP.
"Banyak kader dari kalangan milenial, bahkan kalangan aktivis tertarik masuk PDIP, itu karena adanya sosok Budiman yang menjadi idola dan rujukan," ujar Ikhyar.
Ia memprediksi, dengan dikeluarkannya Budiman dari PDIP, maka suara partai besutan Megawati Soekarnoputri itu akan tergerus dan Ganjar Pranowo tidak akan populer.
"Kami dari Relawan Persatuan Nasional akan bersama Bung Budiman dan tokoh-tokoh lainnya akan bekerja menyakinkan rakyat untuk menggalang persatuan nasional, mengawal program-program kerakyatan dan memenangkan Prabowo pada Pilpres 2024 di seluruh Indonesia," tegasnya.
Ikhyar menghimbau seluruh elemen masyarakat untuk turut mengkampanyekan Prabowo sebagai Presiden di Pilpres 2024 kepada teman, kerabat dan handai taulan, dan yakinkan masyarakat bahwa memenangkan Prabowo adalah fardhu 'ain untuk kemajuan Indonesia kedepan. (PS/REL)