![]() |
Wakil Ketua DPRK Aceh Timur meninjau langsung ke lokasi sungai Jambo Aye yang sudah satu abad tidak dilakukan normalisasi. FOTO | DAHLAN AMRY |
POSKOTASUMATERA.COM | ACEH TIMUR - Sungai Jambo Aye yang berada di wilayah Kabupaten Aceh Timur dan sebagainya berada di wilayah Aceh Utara provinsi Aceh dilaporkan sudah lama tidak dilakukan pengerukan dan normalisasi, bahkan saat ini terlihat seperti sungai telah lama mati dengan ditumbuhi pohon rumbia dan enceng gondok.
Namun kedangkalan yang sangat parah terjadi sepanjang 13 km di ujung sungai Jambo Aye akibat satu abad lebih tidak dilakukan pengerukan dan normalisasi oleh pemerintah. Kondisi tersebut telah membuat masyarakat dalam dua Kecamatan di Aceh Timur mengalami banjir saat musim hujan tiba, disebabkan aliran air dari sungai Jambo Aye tidak berfungsi dan lancar dan meluap ke areal perkebunan masyarakat.
Dari kondisi diatas, sejumlah masyarakat yang mengalami dampak dari sungai Jambo Aye tersebut mengadu dan menyampaikan aspirasi kepada Wakil Ketua DPRK Aceh Timur H. Tarmizi Daud atau yang di sapa Taprang dari Fraksi Partai NasDem.
Setelah menerima laporan masyarakat, tepatnya pada tanggal 15 Agustus 2023 pukul 14.00 H Tarmizi Daud alias TaPrang yang merupakan Wakil Ketua DPRK Aceh Timur dari Fraksi Nasdem turut didampingi oleh Dinas PUPR dan BPBD Aceh Timur juga didampingi oleh tokoh masyarakat dimasing-masing desa meninjau langsung kelokasi Daerah Aliran Sungai ( DAS ) ujung sungai Jambo Aye.
Dalam peninjauan tersebut terlihat di beberapa desa dalam wilayah Kecamatan Pante Bidari dan beberapa desa wilayah Kecamatan Madat yang dilalui aliran sungai Jambo Aye yang sudah sangat meresahkan. Dimana apabila musim hujan tiba, air sungai meluap ke kebun masyarakat dikarenakan sungai tersebut lebih kurang sudah 1 abad tidak pernah di jamah oleh pemerintah khususnya untuk dilakukan normalisasi, sebut Taprang dari partai Nasdem Aceh Timur.
![]() |
Ujung sungai Jambo Aye |
Kondisi sekarang, lanjut H. Tarmizi Daud, sungai Jambo Aye terlihat seperti sungai mati, dan sudah dipenuhi dengan semak belukar ditumbuhi rumbia, pohon bambu dan ditutup dengan enceng gondok.
Wakil Ketua DPRK Aceh Timur dari Fraksi Nasdem ini sangat berharap kepada pihak terkait yang mempunyai kewenangan supaya setelah membaca berita ini agar dapat segera turun ke lokasi untuk meninjau langsung dan menindak lanjutinya apakah berita ini otentik ataukah kosmetik, seru Taprang dari Fraksi Nasdem.
Lebih lanjut politisi Partai Nasdem ini Pendangkalan sungai merupakan salah satu masalah lingkungan yang kurang diperhatikan, sehingga berdampak kepada masyarakat yang kehidupannya bergantung pada hasil Perkebunan.
" selama ini masyarakat banyak mengalami gagal panen, akibat banjir melanda areal perkebunan mereka, padahal kalau DAS sungai Jambo Aye lancar, masyarakat tidak akan mengalami banjir saat musim hujan," ucap Taprang kepada Poskota sabtu 19 Agustus 2023 sore tadi.
Lanjut Tarmizi dari Fraksi Nasdem, adapun ujung sungai jambo aye meliputi desa Matang Pudeng, desa Putoh Dua, desa Putoh Sa, desa masuk wilayah Kecamatan Pante Bidari dan desa Paya Naden, desa Tanjung Ara dan desa Tanjung Minjei Kecamatan Madat semuanya aliran sungai sudah tidak bisa di aliri lagi airnya alias sudah sumbat dengan rumbia, hutan bambu, bahkan lebih parah.
Menurutnya, yang bertanggung jawab adalah mereka yang bertugas dibawah balai sumatera 1. Sungai Jambo Aye merupakan kewenangan pemerintah pusat. Mereka ada buka Perwakilan di Aceh yaitu dibawah Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I dengan alamat kantor di Lueng Bata Banda Aceh.
Apabila persoalan ini tidak segera mendapat responsif dari Balai Wilayah Sungai Sumatera I, saya akan terus bersuara kepada publik menyampaikan aspirasi masyarakat yang kena dampak dari kedangkalan sungai Jambo Aye, terang Taprang.
Lanjut Tarmizi Daud, seharusnya ini tidak boleh terjadi, mengingat ribuan masyarakat terancam dirugikan bila musim hujan tiba. Debit air mengalir ke arena perkebunan masyarakat disebabkan sungai Jambo Aye dangkal dan semak. "persoalan ini tidak boleh dibiarkan, kita mintakan secepatnya Kepala Balai Sungai Wilayah Sumatera untuk melakukan survei kondisi untuk dilakukan pengerukan dan normalisasi," ungkap H. Tarmizi Daud yang dijuluki singa Parlemen. (PS/DAMRY)