POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Puluhan
warga Lingkungan 11 dan 12 Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan protes
luapan air limbah dari Gudang Crude Palm Oil (CPO) milik Chery alias Awi mencemari
lingkungan mereka.
Informasi dihimpun, dugaan pencemaran lingkungan di Jalan Pipa Limgkungan 12 Kelurahan Terjun ini terjadi pada Minggu malam 25 September 2023. Puluhan masyarakat disana protes hingga digelar pertemuan yang difasilitasi Lurah Terjun Reza Arba dan Bhabinkamtibmas Terjun Aiptu Amril pada Selasa 26 September 2023 lalu.
Bhabinkamtibmas
Terjun Aiptu Amril kepada wartawan membenarkan pertemuan antara puluhan warga
Lingkungan 11 dan 12 Kelurahan Terjun dengan pengusaha Gudang CPO bernama Chery
alias Awi ini digelar di Aula Kantor Lurah Terjun.
Menurut nya, Aiptu Amril hadir dalam acara itu, puluhan warga dan pengusaha Gudang CPO Chery alias Awi bersama Lurah Terjun Reza Arba SSTP, Kepling 11 Terjun Amri Muliya, Kepling 12 Terjun Syaiful Bahri.
Dalam
pertemuan, pengusaha CPO mengakui adanya limbahnya yang menggenangi lingkungan
warga dan pengusaha bernama Chery als Awi mengaku bersedia membangun parit saluran Air dilahan tanah
gudang miliknya sendiri.
Selanjutnya juga diketahui adanya aktivasi produksi di gudang CPO itu yang mengakibatkan pencemaran udara berupa kepulan asap hitam. Atas hal itu, Pengusaha Gudang CPO Chery als Awi juga berjanji akan mencegah terjadinya asap hitam yang membuat terjadinya polusi udara di sekitar lingkungan gang Delima.
Menanggapi
hal ini, Kasi Humas Polres Belawan Iptu Hamzar Doni merespon wartawan, Selasa
(27/9/2023). Dia mengaku, akan menyampaikan informasi dugaan pencemaran
lingkungan itu ke Kapolres Belawan.
“Kami
akan sampaikan ke pimpinan agar ditindaklanjuti keluhan masyarakat dan
disarankan satreskrim untuk melakukan penyelidikan,” pungkasnya.
Sementara,
pengusaha Gudang CPO Chery alias Awi berulang dikonfirmasi wartawan sejak
Selasa 27 September 2023 hingga berita ini diturunkan, tak dapat dihubungi.
Ponsel miliknya bernada tak aktif saat dihubungi.
Tangkapan
gambar dan video yang diterima media ini, pada Minggu malam 25 September 2023,
terlihat cairan pekat keruh berwarna kekuning-kuningan dan putih mengaliri
parit dan halaman warga yang saat itu hujan lebat.
Saat
itu, warga ramai keluar rumah dan protes atas dugaan pencemaran itu. Warga
mengaku, cairan berbau tak sedap dan gatal jika terkena kulit itu sering
mengaliri lingkungan mereka jika hujan turun.
Mereka berharap, pemerintah dapat menanggulangi masalah pencemaran tersebut agar tak terulang lagi di kemudian hari. “Kami meminta, masalah ini (pencemaran,red) harus dihentikan,” tegas warga yang namanya eggan diekspos. (PS/TIM)