POSKTASUMATERA.COM –PAKPAK
BHARAT – Surat Tanda Penerimaan Laporan
(STPL) dengan nomor STPL /2/X/2023/SPKT/Polres
Pakpak Bharat/Polda Sumut,yang dilaporkan ke ke Polres Pakpak Bharat,dan telah diterima
salah satu warga yaitu Zulkarnaen Berutu
sebagai pelapor,seperti terlihat dalam foto,dan didampingi para kawan-kawannya
pada hari Kamis (26/10/2023) bertempat diruangan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT)
Polres Pakpak Bharat.
Adapun laporan yang disampaikan ke
Polres Pakpak Bharat oleh Zulkarnaen Berutu adanya dugaan tindak pidana
terhadap ketertiban umum UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP segaiman dimaksud
dalam pasal 156 ,yang terjadi didalam gedung balai Diklat Pemkab Pakpak Bharat
Desa Cikaok Kecamatan STTU Julu Kabupaten pakpak Bharat Sumatera Utara
Dimana dengan terlapor atas nama
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset
dan Teknologi,atas nama Pemerintah kabupaten Pakpak Bharat
Adapun uraian kejadiannya atas
laporan yang disampaikan salah satu warga tersebut,dimana pada hari Selasa
tanggal 24 Oktober 2023 sekitar pukul 20.00 wib Zulkarnaen Berutu adalah mayarakat
Pakpak Bharat sebagai pelapor,melihat peristiwa dari Facebook dan Whatsaap
group Suku Pakpak terkait acara Sosialisasi pelestarian warisan Budaya Pakpak
di Kabupaten pakpak Bharat dilaksanakan oleh Balai pelestarian kebudayaan Wilayah
II Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Sumatera Utar bertempat
di Bali Diklat Pemkab Pakpak Bharat Desa Cikaok Kecamatan STTU Julu pakpak
Bharat.
Dalam acara tersebut ada tarian
persembahan (persentabian) adat Pakpak yang dilaksanakan para penari
Pakpak,tetapi pada pakaian para penari tersebut yang baju dan pakaian
bawahannya menggunakan pakaian Pakpak, akan tetapi di bagian kepalanya
menggunakan pakian diluar dari adat pakaian Pakpak,yang diduga mengunakan
pakian yang diluar suku Pakpak yang berjenis sortali.
Selanjutnya dalam tarian persembahan
tersebut para penari menyajikan permen kepada tamu yang dalam adat Pakpak
selalu menggnakan sekapur sirih lengkap yang telah diatur dalam adat budaya
Pakpak.Dan pada tari persembahan menggunakan sortali yang dijadikan ikat kepala
sebagai pengganti dari tutup kepala penari(saong) sesuai budaya Pakpak.
Hal ini merupakan kurang etis,bahkan
kurang pas dalam adat budaya suku Pakpak,sehingga kesannya kurang dipahami dan
kurang dimengerti,apa yang mereka lakukan,itulah sekilas pelaporan Zulkarnain
Berutu yang disampaikan kepada Polres pakpak Bharat.Dan harapan hal ini dapat
secepatnya untuk penuntasan tentang hal ini,ungkapnya,setelah selesai menerima
STPL dari Paolres Pakpak Bharat. (PS/K.TUMANGGER).