POSKOTASUMATERA.COM-TAPSEL- Tak hanya Toko Kue yang bisa menghasilkan produk untuk dipasarkan ke masyarakat dan Perusahaan. Kerja sama yang baik antara sekolah dengan PT.Agincourt Resouerces (AR) Tambang Mas Batangtoru ternyata mampu mendorong siswa/i Jurusan Agri Bisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) SMKN 1 Batangtoru untuk menghasilkan produk hasil kerja siswa/i yang dipandu Kepala Jurusan ( Kajur) APHP Hemalina Hutabarat S.Pd.
SMKN 1 Barangtoru, merupakan salah satu SMK Pusat Keunggulan (PK) yang membuktikan keberhasilan kerja samanya dengan memproduksi berbagai produk melalui kegiatan teaching factory-nya (Tefa).
“Pelaksanaan Tefa di SMKN 1 Batangtoru telah bertransformasi menjadi teaching industri sehingga pembelajaran dan kompetensi siswa meningkat dan sesuai dengan harapan Sekolah Menciptakan Siswa siap pakai dan siap terjun ke dunia usaha,” ucap Hamonangan Harahap MA Kepala SMKN 1 Batangtoru didampingi Kajur APHP Hemalina Hutabarat S.Pd Rabu (31/1-2024).
Siswa SMKN 1 Batangtoru mengerjakan proyek tersebut melalui kegiatan Tefa. Bahan-bahan baku yang diberikan oleh pihak sekolah kemudian diolah oleh siswa-siswi SMKN 1 Batangtoru menjadi berbagai produk dari olahan Roti, Sosis, bakso, Roti Naget, Pengolahan sirup salak, kue salak dan lain sebaginya.
Kerja sama PT.AR dengan SMKN 1 Batangtoru nyatanya memberikan dampak baik bagi kedua belah pihak. Siswa SMKN 1 Batangtoru A.Harahap menuturkan bahwa banyak pengalaman yang ia dapatkan dari adanya kegiatan Tefa dan mengolah berbagai jenis makanan di sekolah ini. Sehingga bisa diterapkan dirumah kami," ujarnya.
“Sangat senang, saya dapat ilmu dari SMKN 1 Batangtoru yang tentunya ini bermanfaat untuk pendidikan saya ke depan. Saya bisa belajar membuat produk berbagai jenis makanan disukai oleh berbagai kalangan,” ucap Siswa tersebut.
Lebih lanjut Hamonangan Harahap mengatakan bahwa PT AR memiliki harapan yang baik dari adanya jalinan kerja sama ini. Terlebih dari kerja sama ini memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak," ujar Kasek.
“Melalui praktek berbagai jenis makanan yang kami berikan untuk siswa, saya dapat melihat adanya kegigihan dari para siswa dan sekolah untuk meningkatkan kompetensinya. Saya harap kerja sama ini bisa lancar hingga bisa melahirkan bibit-bibit baru yang unggul dan bisa bersaing di dunia usaha," harapnya.
Lebih lanjut disampaikan Kasek," untuk bidang Agri Bisnis Tanaman Perkebunan (ATP) siswa siswi sudah bisa membuat bibit durian mentong, karet, Sawit, anggrek, tanaman hias. membuat jamur tiram dan lain sebagainya.
Selanjutnyan siswa SMKN 1 Batanngtoru juga sudah bisa mendesain rumah dari segala aspek baik luar maupun dalam rumah. Mulai dalam operasional, konstruksi, hingga memaintance rumah tidak akan berdampak buruk bagi lingkungan. Beberapa hal yang terkait dalam eco house adalah bangunan yang sustainable dari segi ketahanan, ekonomi, kebutuhan, serta kenyamanan dalam rumah.
“Kami ingin mendorong dan menumbuhkan kreativitas, inovasi siswa dalam bidang perancangan desain bangunan. Pihak Sekolah sudah mengenalkan kepada siswa tentang tentang teknik sipil dengan memberikan wawasan motivasi, edukasi, dan kompetisi kepada siswa,” kata Hamonangan Harahap.
Kasek SMKN 1 Batangtoru Hamonangan Harahap," Bertekad akan menjadikan sekolah ini menjadi Sekolah Adwiyata dan Sekolah LSP," harapnya.
Sertifikat Lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), sehingga bisa menguji dan mengeluarkan Sertifikat Kompetensi untuk peserta didiknya. Selanjutnya, Sertifikat Kompetensi yang dimiliki lulusan SMK itu bisa diakui dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dalam proses rekrutmen tenaga kerja terampil.
Sedangkan Jurusan
Agribisnis Tanaman Pertanian Hortikultura (ATPH) SMKN 1 Batangtoru Sudah semakin mantap dan siswa/i dibekali agar siap pakai setelah tamat, " ujar Hamonangan Harahap MA.
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) adalah lembaga pelaksana kegiatan kompetensi kerja yang mendapatkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Jadi diharpakn akan menjadi pemegang mandat untuk pelaksanaan sertifikasi. BNSP dapat memberikan lisensi kepada lembaga sertifikasi yang memenuhi persyaratan untuk bisa menjalankan tugas kita. Oleh karena itu namanya lisensi, bukan akreditasi, karena mandatnya tetap berada di BNSP,” ujar Kasek
SMK yang sudah mendapat Sertifikat Lisensi dari BNSP menjadi LSP P1, sedangkan lembaga diklat Kemendikbud yang sudah mendapat Sertifikat Lisensi dari BNSP menjadi LSP P2. LSP P1 adalah LSP yang didirikan oleh lembaga pendidikan dengan tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja terhadap peserta didiknya.
Kasek mengatakan, sebagai LSP P1, SMK hanya menguji peserta didiknya, sedangkan LSP P2 seperti lembaga diklat Kemendikbud, menguji peserta pelatihannya, yaitu guru-guru, maupun pihak lain di luar guru. “Misalnya guru-guru yang sudah jadi guru produktif tapi harus dipastikan kompetensinya,
(PS/BERMAWI)