Lumrah dalam
ritual adat ini, seekor ayam dipotong oleh tetua kampung yang disebut
"sibaso". Gerak-gerik ayam ketika dipotong dan dibelah, diperiksa
dengan seksama, serta diterjemaahkan menjadi sebuah pesan bagi segenap
masyarakat, tentang larangan dan pantangan, tentang segala hal yang harus
dikerjakan, tanama apa saja yang cocok ditanam, serta banyak pesan lainnya
selama satu tahun kedepan, dijelaskan dengan sangat seksama oleh sibaso.
Ketua Sulang
Silima Manik Pergetteng-Getteng Sengkut Wilson Manik, mengingatkan segenap
masyarakat untuk mematuhi seluruh pesan dan larangan yang mereka dapatkan hari
ini melalui manuk grret-grretten yang baru saja dilaksanakan.
Mari kita
jaga bersama, ulang lot duhul, dan mari kita hormati budaya leluhur kita, pesan
dia.
Hal senada
disampaikan oleh Perhatian Manik, Camat Pergetteng-Getteng Sengkut.
Kami melihat
tahun ini semangat kita untuk melaksanakan acara ini sangat menurun dari tahun
lalu, padahal Pemerintah kita sendiri begitu besar perhatiannya bagi kita, ini
tahun kedua kita menerima bantuan satu ekor kerbau untuk acara ini, patut kita
syukuri bersama, jelas dia.
Sementara
itu, Plt. Asisten Administrasi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Pakpak
Bharat, Sahat P Boangmanalu, S.Pd, MM yang hadir mewakili Bupati Pakpak Bharat
Franc Bernhard Tumanggor mengungkapkan, pelaksanaan ritual adat ini sangat
sejalan degan program Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat saat ini.
Sangat
sejalan pertua nami, kami melihat pelaksanaan ini, kita lihat tadi melalui
manuk grret-grreten, sangat sejalan dengan program Pemerintah, rajin mengula,
mari kita tanami sesuai petunjuk tadi, jangan lain dibibir lain dihati, pesan
dia. (PS/K.TUMANGGER).