Dinkes Lhokseumawe Waspadai Kasus Obesitas Pada Anak yang Semakin Meningkat

/ Kamis, 28 Maret 2024 / 01.22.00 WIB

Ilustrasi Obesitas Pada Anak 

POSKOTASUMATERA.COM | LHOKSEUMAWE -- Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe menekankan bahwa kasus obesitas usia anak yang terpantau naik selama beberapa dekade terakhir, bukan disebabkan karena pemerintah terlalu fokus pada penanganan menurunkan angka prevalensi stunting.

“Sebenarnya pemantauan di posyandu itu sama semua, mulai dari berat badan kurang atau lebih, itu semua dipantau untuk mendeteksi (secara dini),” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Lhokseumawe Cut Fitri Yani kepada Poskota di Lhokseumaw.

Menurutnya, Obesitas termasuk salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian pemerintah saat ini . Indonesia mengalami double burden of malnutrition. Satu sisi mempunyai masalah kekurangan gizi dan  stunting, sisi lainnya mempunyai angka obesitas yang tinggi. Keduanya terus dilakukan berbagai upaya pencegahan sehingga angka stunting turun dan angka obesitas kita dapat turunkan hingga 3% pada tahun 2030.

Berbagai penyebab obesitas disebabkan karena pola makan anak seperti kecukupan protein kurang, banyak konsumsi makanan manis, makanan instan, makanan siap saji (khususnya peningkatan di perkotaan. Sebagian dari anak-anak di usia tersebut merupakan anak yang di masa balitanya merupakan anak stunting (terlalu pendek menurut usianya) sehingga mereka rentan menjadi obesitas.

Bahaya dari obesitas adalah kerentanan terhadap penyakit jantung, stroke, diabetes dan penyakit tidak menular lainnya. Selain itu, perlu dipertimbangkan psikologis anak yang kegemukan yang menyebabkan mereka sulit beraktifitas, sesak, dan dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri pada anak. Dan perlu kita ketahui bersama bahwa peningkatan penyakit tidak menular akan membebani keuangan keluarga dan juga beban fasilitas kesehatan dan negara.

Lebih lanjut Cut Fitri menyampaikan bahwa, Semua pihak, pemerintah, termasuk masyarakat, dan pemangku kepentingan, harus berperan aktif dan meningkatkan kesadaran bersama untuk melakukan pencegahan sejak dini yang dimulai dari lingkup keluarga, lingkungan sekolah, dan  masyarakat  dan didukung kebijakan pemerintah. Disampaikan juga bahwa edukasi di tingkat masyarakat harus dilakukan secara masif,” yang dimulai dari keluarga dalam hal ini peran orangtua, lingkungan sekolah yakni guru, dan lingkungan dimana anak-anak tersebut tumbuh. 

Dari data Kemenkes RI lainnya, diketahui bila jumlah anak usia 5-19 tahun yang mengalami obesitas meningkat 10 kali selama empat dekade. Pada tahun 1975 jumlah anak obesitas ada 11 juta jiwa, sedangkan di tahun 2016 anak yang obesitas ada 123 juta jiwa, sedangkan 213 juta lainnya mengalami gizi lebih.

Naiknya jumlah itu disebabkan oleh pengaturan konsumsi pola makan yang saat ini lebih banyak mengandung gula, garam dan lemak (GGL) berlebih, kurangnya melakukan aktivitas fisik karena lebih suka bermain gawai dan komputer hingga adanya penerapan pola asuh dalam keluarga yang kurang teredukasi untuk menyediakan makanan bergizi seimbang.

Ia menekankan pemerintah selalu memperhatikan kesehatan seluruh masyarakat tanpa membedakan kondisi kesehatan yang berkaitan dengan status gizinya. Meski pemerintah saat ini menjadikan percepatan penurunan stunting sebagai salah satu program prioritas, Kemenkes RI terus berupaya memantau perkembangan obesitas mulai dari tingkat sekolah dan posyandu.

Di posyandu, pemantauan tumbuh kembang bayi semua dilakukan lewat pengukuran tinggi badan dan berat badan secara berkala, yang hasilnya akan dimasukkan ke dalam buku kesehatan ibu dan anak (KIA).

Bila grafik dalam buku KIA menunjukkan anak mengalami obesitas, para kader yang mencatat akan segera memberikan edukasi seperti mengelola makanan bergizi bagi anak atau aktivitas ringan yang bisa mengembalikan berat badan anak menjadi normal. 

Hal yang sama, juga dilakukan pada penanganan stunting. Kemudian terkait penanganan di sekolah, Kemenkes RI telah menggerakkan usaha kesehatan sekolah (UKS) untuk memberikan pembinaan pada pengelola kantin, termasuk makanan yang dijual di sekitar area sekolah untuk menjaga kebersihan makanan dan kandungan gizi yang baik bagi anak.

“Itu termasuk ke dalam salah satu Trias UKS pembinaan lingkungan dan itu sudah berjalan, cuma memang tidak semua berjalan dengan baik,” kata Cut Fitri. (ADV)



Related Posts:

Komentar Anda

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p

Terkini:

Pengukuhan Tim Penggerak PKK Kabupaten Tapanuli Utara Masa Bhakti 2025–2030  Bupati Tapanuli Utara sekaligus Ketua Tim Pembina TP PKK, Dr. Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat, S.Si, M.Si, bersama Wakil Bupati Dr. Deni Lumbantoruan, M.Eng, dan Ketua TP PKK Kabupaten Tapanuli Utara, Ny. Neny Angelina J.T.P. Hutabarat resmi mengukuhkan Tim Penggerak PKK Kabupaten Tapanuli Utara Masa Bhakti 2025–2030 bertempat di Sopo Partungkoan Tarutung, (Rabu, 09/04/2025).   Acara ini juga turut dihadiri oleh seluruh jajaran OPD, Ibu Bhayangkari Polres Tapanuli Utara, Ibu Persit KCK, Dharma Wanita Persatuan, para Camat dan Kepala Desa se-Kabupaten Tapanuli Utara, serta seluruh jajaran pengurus PKK tingkat Kabupaten, Kecamatan, dan Desa.  Dalam sambutannya, Bupati JTP Hutabarat mengucapkan selamat kepada jajaran Tim Penggerak PKK yang baru saja dikukuhkan. Ia berpesan agar para pengurus dapat menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan semangat pengabdian.  “Laksanakan program kerja PKK secara tepat sasaran, jadilah teladan bagi TP PKK di tingkat Kecamatan dan Desa. Kehadiran PKK harus menjadi garda terdepan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui 10 program pokok PKK. Lakukan inovasi meskipun dalam keterbatasan anggaran, dan jalin kolaborasi yang erat dengan perangkat daerah, Camat, dan Kepala Desa,” pesan Bupati Taput.  Ketua TP PKK Kabupaten Tapanuli Utara, Ny. Neny Angelina J.T.P. Hutabarat, juga menyampaikan harapan besarnya terhadap peran PKK dalam pembangunan daerah. Ia menyebut pengukuhan ini sebagai momen bersejarah karena menjadi pertemuan perdana bersama seluruh pengurus dari tingkat Kabupaten hingga Desa.  “dengan dikukuhkannya saudari-saudari sebagai pengurus TP PKK yang baru, hadir harapan dan semangat baru yang harus kita sebarkan kepada masyarakat. Mari tinggalkan pola lama dan mulai hadir sebagai PKK yang berdampak, dirindukan, dan menjadi problem solver di tengah masyarakat,” ujar Ketua TP PKK Taput.  Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya kehadiran PKK sebagai pionir yang memberikan dukungan psikologis, khususnya bagi perempuan dan anak korban kekerasan. Ia mengungkapkan kerinduannya untuk menjadikan Tapanuli Utara sebagai Kabupaten Layak Anak dan mendorong sinergi antarorganisasi perempuan seperti Bhayangkari, Persit, dan Dharma Wanita Persatuan.   “Saya berharap ini menjadi kerinduan bersama yang akan kita wujudkan melalui kerja nyata dan kolaborasi lintas organisasi,” tutupnya.  Acara berlangsung dengan penuh kekhidmatan dan semangat kebersamaan, menjadi awal langkah baru bagi PKK Tapanuli Utara dalam mewujudkan keluarga sejahtera dan masyarakat yang berdaya.(PS/EN
Pengukuhan Tim Penggerak PKK Kabupaten Tapanuli Utara Masa Bhakti 2025–2030 Bupati Tapanuli Utara sekaligus Ketua Tim Pembina TP PKK, Dr. Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat, S.Si, M.Si, bersama Wakil Bupati Dr. Deni Lumbantoruan, M.Eng, dan Ketua TP PKK Kabupaten Tapanuli Utara, Ny. Neny Angelina J.T.P. Hutabarat resmi mengukuhkan Tim Penggerak PKK Kabupaten Tapanuli Utara Masa Bhakti 2025–2030 bertempat di Sopo Partungkoan Tarutung, (Rabu, 09/04/2025). Acara ini juga turut dihadiri oleh seluruh jajaran OPD, Ibu Bhayangkari Polres Tapanuli Utara, Ibu Persit KCK, Dharma Wanita Persatuan, para Camat dan Kepala Desa se-Kabupaten Tapanuli Utara, serta seluruh jajaran pengurus PKK tingkat Kabupaten, Kecamatan, dan Desa. Dalam sambutannya, Bupati JTP Hutabarat mengucapkan selamat kepada jajaran Tim Penggerak PKK yang baru saja dikukuhkan. Ia berpesan agar para pengurus dapat menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan semangat pengabdian. “Laksanakan program kerja PKK secara tepat sasaran, jadilah teladan bagi TP PKK di tingkat Kecamatan dan Desa. Kehadiran PKK harus menjadi garda terdepan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui 10 program pokok PKK. Lakukan inovasi meskipun dalam keterbatasan anggaran, dan jalin kolaborasi yang erat dengan perangkat daerah, Camat, dan Kepala Desa,” pesan Bupati Taput. Ketua TP PKK Kabupaten Tapanuli Utara, Ny. Neny Angelina J.T.P. Hutabarat, juga menyampaikan harapan besarnya terhadap peran PKK dalam pembangunan daerah. Ia menyebut pengukuhan ini sebagai momen bersejarah karena menjadi pertemuan perdana bersama seluruh pengurus dari tingkat Kabupaten hingga Desa. “dengan dikukuhkannya saudari-saudari sebagai pengurus TP PKK yang baru, hadir harapan dan semangat baru yang harus kita sebarkan kepada masyarakat. Mari tinggalkan pola lama dan mulai hadir sebagai PKK yang berdampak, dirindukan, dan menjadi problem solver di tengah masyarakat,” ujar Ketua TP PKK Taput. Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya kehadiran PKK sebagai pionir yang memberikan dukungan psikologis, khususnya bagi perempuan dan anak korban kekerasan. Ia mengungkapkan kerinduannya untuk menjadikan Tapanuli Utara sebagai Kabupaten Layak Anak dan mendorong sinergi antarorganisasi perempuan seperti Bhayangkari, Persit, dan Dharma Wanita Persatuan. “Saya berharap ini menjadi kerinduan bersama yang akan kita wujudkan melalui kerja nyata dan kolaborasi lintas organisasi,” tutupnya. Acara berlangsung dengan penuh kekhidmatan dan semangat kebersamaan, menjadi awal langkah baru bagi PKK Tapanuli Utara dalam mewujudkan keluarga sejahtera dan masyarakat yang berdaya.(PS/EN