POSKOTASUMATERA.COM - LABURA -Beberapa hari belakangan ada sebuah akun Facebook bernama "Rosita" telah menghebohkan jagat maya diseputaran Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura).Akun tersebut dengan jelas menerangkan bahwa Dinas Pendidikan Labura sangat zholim kepada para guru, baik ditingkatan Dasar maupun Menengah.
Menurut salah seorang guru sertifikasi yang meminta kepada awak media untuk merahasiakan identitasnya (01/7/24), menyebutkan bahwa, apa yang dikatakan akun Facebook bernama Rosita itu adalah benar.
"Iya pak, orang Dinas ini payah pak. Sikit-sikit mengancam. Dipersulitlah, dimutasilah, Maunya janganlah banyak kali dimintak orang itu (dinas-red). Belum lagi untuk uang mengurus inilah itulah, kalau awak gak mau bayar langsung dipanggil" ungkapnya kesal.
Narasumber menambahkan, "harusnyakan untuk acara itu adalah surat edarannya, ini gak ada kutenggok" ucapnya.
Sementara itu, pemerhati pendidikan Labura Timbul Sinaga, saat diminta tanggapannya (01/7/24) terkait polemik tersebut di atas mengatakan bahwa, Dinas Pendidikan memang harus melakukan Diklat kepada guru-guru yang sudah bersertifikat.
"Dinas pendidikan itu memang harus melakukan Diklat kepada guru yang sudah bersertifikat untuk menunjang mutu pendidikan ke depannya. Cuma memang terkadang, biaya yang dipatokkan oleh Dinas terkait tidak masuk akal" sahutnya.
Diberitakan sebelumnya, kabar tak sedap menerpa Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura). Pasalnya ada beberapa unggahan di media sosial yang ditujukan kepada Kejaksaan negeri Labuhan Batu dan juga Polres Labuhan Batu.
Kepala Dinas Pendidikan Labura Irwan Harahap, M.Pd, saat dikonfirmasi (26/6/24) melalui Telepon Whatsapp terkait postingan tersebut tidak menampik adanya pungutan yang dilakukan oleh jajarannya kepada para guru, namun beliau tidak tahu berapa nominalnya.
"Iya dinda itu benar, rencananya bulan depan di Berastagi. Cuma kalau berapa nominalnya per orang saya kurang tahu, coba adinda tanyakan ke ibu Elwi Nurita karena beliau Kabid yang menangani itu" ucapnya. Irwan menambahkan, "acara pelatihan tersebut rencananya akan kita buat minimal setahun sekali. Kalau pula ada guru yang merasa keberatan ya suruh sajalah dia baronti sertifikasi" Ketusnya(PS/RUDI)