Dr. Ramli, S.A.g. M.Kom.I Buka Pelatihan Hikayat dan Seumapa untuk Memajukan Warisan Budaya Tradisional

/ Rabu, 04 Desember 2024 / 11.34.00 WIB
Terlihat Dr. Ramli, S.A.g. M.Kom.I sekdis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe membuka Pelatihan Hikayat dan  Seumapa. FOTO | DAHLAN AMRY

POSKOTASUMATERA.COM | LHOKSEUMAWE -- Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe Dr. Ramli, SA.g. M.Kom.I membuka acara pelatihan Hikayat dan Seumapah. Melaui syair dan pantun diharapkan mampu memberikan pesan moral dan religi kepada generasi muda serta masyarakat di Kota Lhokseumawe. 


Perlu kita ketahui bersama bahwa Hikayat Aceh 

telah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuaan, dan Kebudayaan Persatuan Bangsa-Bangsa (Unesco), demikian diutarakan oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe Dr. Ramli, SA.g. M.Kom.I saat membuka pelatihan Hikayat dan Seumapa, Rabu 04 Desember 2024.


Menurut Dr. Ramli , Hikayah dan Seumapa sangat penting untuk dihidupkan karena dinilai mengandung nilai luhur yang harus ditebarkan kepada generasi muda dan masyarakat umumnya di kota Lhokseumawe. 


Hikayat dan Seumapa Aceh sangat layak ditetapkan sebagai warisan dunia. Apresiasi dunia terhadap naskah atau manuskrip kuno Aceh ini patut disyukuri. Keberadaan manuskrip kuno ini bahkan menjadi sebuah identitas kebudayaan nasional. Manuskrip kuno merupakan sebuah dokumen tertulis berisi informasi tentang identitas maupun budaya aceh yang terjadi pada ratusan hingga ribuan tahun lalu. 


Sambung Dr. Ramli,  Hikayat dan Seumapa Aceh yang diambil dari penggalan cerita di dalam naskah itu. Naskah Hikayat Aceh itu ditulis menggunakan huruf Arab-Jawi dengan bahasa Melayu. Naskah Hikayat Aceh ditulis dalam bentuk prosa, narasinya tidak terikat oleh rima. Pada masa kerajaan, hikayat sering dibacakan dalam pertemuan kerajaan atau momen-momen tertentu.


Pada saat itu, utusan dari luar negeri diberi pelayanan dengan baik. Mereka dijamu dengan berbagai keistimewaan dan hak yang sama sesuai dengan kebutuhan pada saat itu. Adagium “peumulia jamee adat geutanyoe”


Yang masih menggema sampai saat ini membuktikan orang Aceh adalah bagian dari warga dunia yang masih mempertahankan adat dan budaya warisan Sultan Iskandar Muda. 

Secara khusus, Hikayat Aceh itu menceritakan kehidupan Sultan Iskandar Muda sejak dia usia kanak-kanak hingga menjadi sultan di Kerajaan Aceh Darussalam. 


Kerajaan Aceh Darussalam memiliki pengaruh sangat luas dari semenanjung Melayu-Asia hingga ke Eropa. Secara politik-ekonomi kala itu Kerajaan Aceh salah satu wilayah sentral perekonomian di Nusantara sebagai kota pelabuhan internasional dan memiliki kekayaan alam yang berlimpah.


Sultan Iskandar Muda memiliki hubungan diplomatik dengan kerajaan Turki, Arab Saudi, Thailand, dan Malaysia. Selat Malaka sebagai jalur rempah diperebutkan oleh banyak pihak seperti Portugis dan Inggris. Armada perang Sultan Iskandar Muda menjadi salah satu kekuatan militer paling ditakuti di Selat Malaka.


Rangkaian kegiatan pelatihan Hikayat dan Seumapa merupakan program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lhokseumawe untuk melestarikan warisan budaya tradisional di bumi serambi mekkah, aceh tanah rencong, ungkap Dr. Ramli.  SA.g M.Kom.I. 


Melalui pelatihan Hikayat dan Seumapa ini diharapkan para peserta dapat mendalaminya dengan baik untuk diteruskan kepada seluruh generasi muda di Lhokseumawe dan Aceh. Dalam rangka memajukan tradisi budaya Hikayat dan Seumapa sebagai kearifan lokal di bumi Aceh yang kita cintai ini, demikian tutur 

Dr. Ramli, SA.g. M.Kom.I sekdis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe.  (PS/DAMRY)




Komentar Anda

Terkini: