POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Yang namanya takdir Allah SWT selalu tak bisa ditebak. Sebagai hambanya kita wajib menerima takdir dan selalu bertawakal.
Promosi berlebihan yang seakan mengkesampingkan fenomena alam selalu bermunculan dalam promo-promo Perumahan di Kelurahan Terjun dengan narasi ‘Bebas Banjir’. Narasi dalam beberapa papan reklame yang dipasang di lokasi strategis ini akhir porak poranda atas musibah banjir di Medan Utara sejak beberapa hari ini.
Banjir di Medan Utara akibat hujan lebat terus menerus dan laut pasang di Kota Medan sejak dua hari lalu.
Pantauan wartawan, Senin (13/1/2025) malam, depan Perumahan Royal Sapphire Jalan Abdul Sani Muthalib terlihat genangan banjir setinggi 30 centi meter hingga 50 centi meter. Jalan masuk ke perumahan itu bak sungai.
Lingkungan sekitar Perumahan yang dikelola PT Royal Platinum Persada ini juga digenangi air. Padahal 4 hari lalu, ramai posting di Instagram promo Perumahan Royal Sapphire bebas banjir.
Dalam postingan IG dengan akun ht9pro terlihat tampilan video diawali tampak depan perumahan Royal Sapphire, lalu terlihat dua orang berbicara yang salah satunya ditulis dalam teks MR Rusli Teh dalam jabatan Realtor SR.
Dalam IG yang diposting Kamis 9 Januari 2025, akun ht9pro menuliskan ‘Bebas Banjir & Polusi, Dijamin Sehat Walafiat’. Mantap benar promonya. Namun pada 4 hari selanjutnya, Senin 13 Januari 2025, bencana banjir tak dapat ditolak. Di sekeliling perumahan itu hingga depan jalan masuknya di Jalan Abdul Sani Muthalib air menggenang, parit penuh. Kondisinya bak Danau Toba.
Kontrasnya promo dan kondisi menjadi komentar hangat masyarakat. Ada yang bilang, masak Bebas Banjir jadi ajang promo. Padahal, wilayah perumahan Royal Sapphire dekat dengan Sungai Bedera dan banyak anak-anak sungai di sekitarnya.
“Jangan bebas banjir promonya, discount aja atau perumahan peduli masyarakat sekitar. Gitu,” ucap masyarakat di Kampung Tengah yang namanya enggan ditulis, Senin (13/1/2025).
Dikahabarkan sumber, Perumahan Royal Sapphire yang dikelola PT Royal Platinum Persada beberapa waktu lalu pernah diprotes masyarakat karena menimbun parit dan angkutan tanahnya menyebabkan rumah warga retak-retak.
Warga yang tinggal di belakang perumahan ini juga sempat protes atas penimbunan lokasi perumahan mewah ini. Warga mengaku, timbunan lahan berakibat lokasi rumah mereka menjadi rendah dan rentan jadi genangan air.
Manajemen Perumahan ini juga disebut tak peduli dengan masyarakat sekitar, baik kegiatan sosial maupun kemasyarakatan. Developer juga disebut-sebut hanya mempekerjakan masyarakat luar daerah dalam pembangunannya, hingga masyarakat mengaku hanya menerima dampak lingkungannya. Belum ada konfirmasi atas keterangan masyarakat ini.
Tak ada keterangan yang didapat media ini dari manajemen Perumahan Royal Sapphire. Kiki yang disebut sebagai petinggi perusahaan Developer ini tak menjawab media ini saat dikonfirmasi, Senin (13/1/2025) via pesan Whats App nya.
BANJIR LANDA MEDAN MARELAN
Sebagaimana diketahui, sejak Minggu 12 Januari 2025 lalu, banjir melanda 5 kelurahan di Medan Marelan. Rata-rata ketinggian air mencapai 30 centimeter hingga 1 meter.
Dampak banjir aktivitas masyarakat terganggu. Banyak yang mengungsi dan tak bisa mencari nafkah. Kondisi rumah-rumah disana terendam hingga alat rumah tangga banyak yang rusak.
Zainuddin (49) salah satu warga di Kelurahan Terjun berharap bantuan Pemerintah Pusat, Provinsi Sumut dan Medan dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi.
“Rumah kami kebanjiran, alat rumah tangga terendam. Belum ada kami terima bantuan. Kami mengungsi. Harapan kami pemerintah peduli. Jangan pas kampanye aja para pejabat butuh kami,” pungkasnya.
Pantauan wartawan, ratusan titik dengan ribuan rumah terendam banjir. Banyak masyarakat mengungsi ke Mesjid, Musholla dan rumah-rumah kerbat mereka. (PS/RED)