POSKOTASUMATERA.COM – PADANGSIDIMPUAN-Bencana banjir yang melanda Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara, menelan korban jiwa. Seorang pemuda bernama Feri Siregar (21), warga Desa Tabusira, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan, ditemukan meninggal dunia setelah terseret derasnya arus banjir di Jalinsum Simpang Batu Bola, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kamis (14/3/2025) malam.
Menurut informasi yang dihimpun, Feri diduga terpeleset saat berusaha menolong warga yang terjebak banjir. Setelah pencarian intensif oleh warga, jasadnya akhirnya ditemukan di sekitar aliran Sungai Batang Angkola pada Jumat (15/3/2025). Kepala Desa Pudun Jae, Riski Ibrahim Siregar, mengonfirmasi bahwa korban ditemukan tersangkut di batang pohon di aliran sungai.
Dua Korban Masih Hilang, Pencarian Diperluas
Sementara itu, dua korban lainnya, Ali Rasmin Hasibuan (47) dan Bangun Hutabarat (70), warga Lingkungan II, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, hingga kini masih dalam pencarian. Keduanya diduga terseret arus Sungai Batang Ayumi saat banjir terjadi.
Tim SAR gabungan dari Basarnas Kabupaten Mandailing Natal (Madina) bersama Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Tapanuli Selatan terus menyisir sungai sejak Sabtu (16/3/2025). Pencarian dilakukan dari titik hilangnya korban di Lingkungan IV, Kelurahan Sihitang, hingga Bendungan Paya Sordang di Huta Lombang. Pada hari ketiga, pencarian diperluas hingga ke arah Sayur Matinggi (Aek Sijornih).
Komandan Pos Basarnas Madina, M. Rizal Rangkuti, menyatakan bahwa upaya pencarian mengalami beberapa kendala, terutama karena informasi mengenai hilangnya korban baru diterima pada hari kedua setelah banjir. Hal ini disebabkan ketidakpastian pihak keluarga mengenai keberadaan korban, yang ternyata menginap di sebuah gubuk penjaga kolam di Lingkungan IV, Sihitang.
"Kami memastikan bahwa mereka berada di gubuk tersebut setelah ada saksi yang melihat mereka membeli rokok sekitar pukul 20.00 WIB sebelum kembali ke gubuk. Selain itu, satu unit sepeda motor mereka ditemukan tertimbun lumpur di dekat lokasi," ujar Lambok, salah satu anggota keluarga korban.
Lambok juga mengungkapkan bahwa keluarga awalnya ragu untuk melaporkan kejadian ini karena belum ada kepastian. Namun, setelah mendapatkan informasi lebih jelas, laporan resmi pun dibuat ke Pemerintah Kota Padangsidimpuan dan Basarnas Tabagsel.
Harapan dan Doa Keluarga
Di tengah pencarian yang terus berlangsung, keluarga korban hanya bisa pasrah dan berharap. Siti Aisyah Aritonang, istri Ali Rasmin Hasibuan, menuturkan dengan suara bergetar bahwa ia hanya ingin suaminya segera ditemukan, dalam kondisi apa pun.
"Semoga mereka segera ditemukan. Saya ikhlas, meskipun suami saya sudah meninggal," ujarnya lirih.
Hingga berita ini diturunkan, tim Basarnas dan FAJI Tapanuli Selatan masih menyusuri sungai serta mempertimbangkan kemungkinan menggali tumpukan pasir dan lumpur di sekitar lokasi kejadian. Warga dan keluarga korban terus menanti kabar baik dari upaya pencarian ini.(PS/BERMAWI)