POSKOTASUMATERA.COM – TAPSEL — Di tengah semilir angin pegunungan Tapanuli Selatan, suasana damai Syakira The View And Resto mendadak berubah menjadi pusat perhatian teknologi canggih. Rabu (22/4/2025), para jurnalis yang berkumpul dalam Journalist Gathering PT NSHE – PLTA Batangtoru disuguhkan sebuah pemaparan tak biasa. Bukan hanya soal data atau presentasi formal—ini adalah perjalanan menembus jantung teknologi bendungan modern, dibimbing langsung oleh ahlinya, Ir. Hadi Susilo.
Dengan gaya komunikatif yang memikat, Hadi mengubah ruang pertemuan menjadi kelas terbuka yang menggugah rasa ingin tahu. Ia tidak sekadar menjelaskan fungsi PLTA, melainkan mengajak hadirin memahami bagaimana teknologi bekerja melindungi kehidupan. “Bendungan ini bukan hanya alat pembangkit, tapi juga perisai,” ujarnya sambil menjabarkan teknologi lowering system yang otomatis merespons lonjakan air, dan sistem kaperdam—tanggul ekstra yang sigap saat alam berbicara keras.
Yang membuat peserta makin terpikat adalah pengenalan sistem senport, jalur darurat yang ia sebut sebagai “jalan tol air.” Teknologi ini memastikan beban air tak mengancam stabilitas bendungan, terutama saat kondisi cuaca tak menentu.
Biasanya, bahasan teknis seperti ini menjadi sesi yang kaku dan berat. Namun siang itu, justru berubah menjadi forum interaktif. Tanya jawab berlangsung seru, penuh antusiasme dari para jurnalis yang ingin tahu lebih jauh tentang mitigasi, sensor, hingga simulasi bencana.
Dengan bahasa yang membumi dan transparansi yang menyentuh, Ir. Hadi Susilo membuka cakrawala baru: bahwa di balik gemuruh turbin dan derasnya sungai, ada dedikasi terhadap keselamatan, teknologi ramah lingkungan, dan masa depan energi berkelanjutan. Sebuah pesan kuat yang mengalir deras dari Batangtoru—bahwa kekuatan sejati teknologi terletak pada keberpihakan pada kehidupan.(PS/BERMAWI)
.jpg)